Bangkitkan Rasa Bangsa jadi Indonesia dengan Metode Neuro Linguistic Programming

Pada hari Sumpah Pemuda, peserta upacara wajib menuliskan frasa “Bangga  Menjadi Bangsa Indonesia”

KEDIRI, LAPIERO.COM-Banyak cara cara untuk membangkitkan rasa nasionalisme. Di Kediri setiap peserta upacara wajib mengucap kata-kata  motivasi diri saat berada di depan gerbang masuk lokasi upacara Hari Sumpah Pemuda di Situs Ndalem Pojok Persada Soekarno, Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri pada Kamis, 28 Oktober 2021. “Saya bangga menjadi bangsa Indonesia” begitu kata-kata motivasional itu.

Bukan hanya itu, panitia juga mengharuskan peserta untuk menuliskan kata-kata yang telah diucapkan tersebut dalam sebuah kertas kecil yang telah disiapkan panitia. Selanjutnya kertas itu ditempelkan di dada. Setelah itu mereka dipersilakan masuk dan berbaris untuk mengikuti upacara.

Usai upacara, semua peserta diajak melepaskan puluhan burung  merpati simbol kemerdekaan jiwa atau pendidikan yang memerdekakan jiwa dari belenggu kebodohan.

Mengapa harus ada kegiatan seperti itu? panitia mengatakan hal ini  bagian dari proses pendidikan karakter kebangsaan pada generasi muda.

“Kita ingin tasyakuran Hari Sumpah Pemuda ini bisa benar-benar menyentuh rasa, membekas dalam hati. Bukan sekadar seremonial saja,” aku Lukito Sudianto Sekretris Panitia.

Menurut Lukito metode mengucapkan kata-kata positif itu merupakan bagian dari teknik Neuro Linguistic Programming (NLP) dan menuliskan kata-kata yang kemudian ditempelkan di dada adalah bagian dari teknik  experiential learning (EL).

“Ini metode baru teknik pendidikan karakter bangsa yang sedang kita kembangkan bersama tim. Bukan sekadar pengetahuan, tapi bagaimana menyentuh rasa dengan praktik secara langsung,” ujarnya.

Sementara itu Ketua Harian Situs Ndalem Pojok Persada Sukarno menambahkan bahwa rasa bangga itu sangat penting. Tanpa ada rasa bangga, karakter kebangsaan sulit dibentuk. Rasa bangga ibarat jalan tol.

See also  Pemerintah Percepat Proses Operasional IKN

“Mana mungkin kita bisa membangun karakter bangsa tanpa ada rasa  bangga menjadi bangsa Indonesia, mustahil. Sebaliknya jika pondasi rasa bangga itu telah ada dalam jiwa, maka pendidikan karakter kebangsaan akan melesat cepat bak di jalan tol. Jadi harus bangga dulu menjadi bangsa Indonesia, karena kita dilahirkan menjadi bangsa Indonesia ini adalah kehendak dan takdir Tuhan Yang Maha Esa, bukan pilihan kita,” tambah Kus.

Jadi rasa   bangga itu ada sambungannya dengan syukur kepada Tuhan Yang Maha  Esa. Nah, inilah di antara yang dimaksud pendidikan karakter berpondasi Pancasila,” aku pria yang baru mendapatkan penghargaan dari Kapolri terkait pendidikan karakter bangsa.

Kus berpendapat, mensyukuri Hari Sumpah Pemuda sangatlah penting, bahkan wajib jika hendak mempercepat pembangunan karakter bangsa.

Masih terkait usaha menumbuhkan rasa bangga menjadi bangsa Indonesia, rencananya pada peringatan Hari Sumpah Pemuda Ke-93 ini dari Situs Ndalem Pojok juga akan mengirimkan surat usulan kepada Presiden Jokowi untuk menetapkan tanggal 30 September sebagai Hari Kebanggaan Nasional  Pancasila di Dunia. Hal ini mengacu pada pidato Presiden Soekarno  tanggal 30 September 1960 pada sidang umum PBB berjudul “Membangun Dunia Baru”.

“Bayangkan, Pancasila yang digali dari jiwa bangsa Indonesia telah diusulkan oleh Presiden Republik Indonesia untuk dimasukkan dalam piagam PBB  sebagai pondasi membangun dunia baru yang penuh perdamaian. Ini sungguh luar biasa.  Maka peristiwa ini layak diingat. Dengan ingat kita menjadi bangga terhadap Pancasila, dan otomatis bangga menjadi bangsa Indonesia. Selanjutnya jika kita sudah bangga terhadap Pancasila dan bangga menjadi bangsa Indonesia maka bangsa Indonesia menjadi kuat dan tidak kita akan mungkin mengganti Pancasila dengan ideologi lain,” urai Pria yang juga Ketua Persaudaran Cinta Tanah Air Indonesia DPC Kabupaten Kota Kediri ini.

See also  Masyarakat Kodi Makin Solid ke AMAN, Mau Pegang Sendiri Kekang Kuda Pasola, SLD Kembalikan yang Nyeberang

Berbagai komunitas  muda-mudi ditargetkan akan hadir dalam agenda ini dan mengikuti serangkaian kegiatan mulai dari upacara, doa bersama, selamatan, sarasehan dan santunan anak yatim.

“Karena masih dalam suasana pandemi, maka yang kita harapkan cukuplah perwakilan,” harap Sikan Abdillah Ketua Panitia. (Lapier 07/*)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*