MALANG – Salah satu ancaman serius dalam kehidupan berbangsa saat ini, semakin tergerusnya etika. Banyak orang merasa tidak perlu memelihara etika. Dalam pandangan saya, ini salah satu tantangan kontemporer serius bangsa kita, selain ancaman yang lain seperti radikalisme dan terorisme.
Hal tersebut dikatakan Staff Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo dalam Simposium Kebangsaan dan Sosialisasi 4 Pilar yang bertajuk “Menggali Kembali Pancasila Kita” di Malang pada 13 Juni 2024. Simposium tersebut digelar oleh Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Malang Raya untuk memperingati Hari Lahir Pancasila.
Ancaman-ancaman tersebut katanya, tidak hanya mencoba merongrong ideologi negara namun juga nilai nilai berkehidupan yang merupakan jiwa pancasila .
Menurutnya, Pancasila menjadi benteng utama dalam menghadapi ancaman-ancaman ini karena nilai-nilai yang terkandung di dalamnya mampu menyatakan ”kebenaran yang benar benar kebenaran”, bukan sekadar kompromi sosial dan politik.
Selain itu Pancasila juga mampu menyatukan berbagai perbedaan dan mendorong toleransi serta perdamaian.
Benny menegaskan bahwa Pancasila tidak hanya relevan untuk masa lalu dan masa kini, tetapi juga sangat penting sebagai bekal utama bangsa Indonesia dalam menghadapi tantangan zaman di masa depan.
Ia menekankan bahwa tantangan globalisasi, perkembangan teknologi, dan dinamika sosial-ekonomi memerlukan landasan ideologi yang kuat dan adaptif. “Di era digital dan globalisasi ini, kita dihadapkan pada berbagai tantangan baru seperti pergeseran nilai dan etika dalam masyarakat, ketimpangan sosial, perubahan iklim, dan disrupsi teknologi. Dalam situasi ini, Pancasila adalah bintang penuntun Bangsa yang bergerak dinamis,” tutur Benny.
Benny lalu mengajak peserta simposium dan bangsa ini untuk bercermin pada Pancasila. Kata Benny, Pancasila lahir dari pemikiran mendalam founding fathers kita yang mencoba menggali budaya dan nilai yang ada di Nusantara. Dengan demikian, Pancasila adalah hasil dari proses kristalisasi nilai-nilai luhur yang ada di masyarakat Indonesia.
Benny menambahkan bahwa Pancasila sebagai ideologi negara pertama kali diperkenalkan oleh Soekarno pada 1 Juni 1945 dalam sidang BPUPKI.
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila mencerminkan semangat gotong royong, toleransi, dan kebersamaan yang telah lama menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia.
Menyangkut ujian pada eksistensi Pancasila, Benny mencontohkan pada masa Orde Lama dan Orde Baru, di saat Indonesia menghadapi ancaman ideologi barat dan timur yang mencoba mempengaruhi arah kebijakan negara.
”Namun, berkat keteguhan dalam mempertahankan Pancasila, bangsa ini mampu melewati masa-masa sulit tersebut dengan tetap menjaga persatuan dan kesatuan,” terang Benny. (Lapier/07)
Leave a Reply