Emanuel Dapa Loka: Syarat Penerima Beasiswa Tidak Adil, Harus Dirombak 

Bersama beberapa anak-anak di Sumba. Kepada merekalah rindu itu...

Ketika berbincang-bincang dengan masyarakat di Desa Pero dan masyarakat desa lain di Kecamatan Wewewa Barat pada awal Januari 2024, Emanuel Dapa Loka meminta mereka untuk secara serius memikirkan pendidikan anak-anak mereka.

“Tidak bisa tidak, kita harus menyekolahkan anak-anak kita. Dunia yang semakin maju ini benar-benar menuntut kita menguasai ilmu pengetahuan,” demikian tegasnya.

Ketika beberapa warga masyarakat menyebut keterbatasan ekonomi sebagai kendala menyekolahkan anak, Caleg Partai Golkar no urut 2 dari Dapil 3 ini menyemangati dengan  mengatakan, “Tidak ada persoalan dalam hidup yang tidak punya jalan keluar, termasuk soal dana pendidikan untuk anak-anak.”

Menurutnya, selain dari kemampuan sendiri, selalu ada pihak-pihak lain yang bisa menolong, misalnya dengan memberi bantuan atau beasiswa.

Hanya memang lanjutnya, pola pemberian beasiswa yang selama ini diberlakukan harus dirombak.

“Perlu dirombak karena tidak adil kepada orang miskin. Bagaimana mungkin, seorang anak miskin yang kurang makan, tidak pernah ganti sepatu atau tidak punya seragam, yang jalan kaki ke sekolah beberapa kilo, kita harapkan untuk pintar agar dikasih beasiswa?” tanyanya retoris.

Melihat syarat-syarat yang ada, secara spontan Eman berkata, “Kalau memang tidak mau kasih, kasih tahu saja. Jangan buat syarat yang tidak masuk akal,” kata ayah dari satu anak ini.

Syarat yang selama ini berlaku: penerima beasiswa adalah anak pintar namun dari keluarga miskin.

Syarat inilah yang menurut penulis lebih dari 10 buku ini yang harus dirombak. ”Kalau syarat penerima adalah ’anak pintar dari keluarga miskin’, akan sangat sedikit atau bahkan tidak ada anak-anak kita yang terima,” tegasnya.

Ketika Emanuel Dapa Loka menjadi juri lomba penulisan opini tentang “Lawan Korupsi” di SMP Katolik Anda Luri, Waingapu, Sumba Timur.

Lantas, anak seperti apa yang menurut ”penyair kambuhan” ini yang bisa mendapatkan bantuan atau beasiswa?

See also  Ade Puspitasari Dilantik sebagai Ketua DPD Golkar Kota Bekasi

Menurutnya, untuk konteks masyarakat Sumba, khususnya di daerah pemilihannya (Wewewa Barat dan Wewewa Selatan), syarat utama penerima bantuan atau beasiswa adalah anak yang rajin atau bersemangat dalam bersekolah atau kuliah dan didukung seacara baik oleh orang tuanya.

”Anak-anak ini harus dibantu dulu agar pintar, jangan tunggu pintar dulu baru dibantu. Mungkin syarat ’pintar dulu baru bantu’, cocok untuk daerah lain, tapi dari hasil blusukan saya, untuk konteks kita, belum cocok. Jadi menurut saya, bantu dulu supaya pintar,” urai juara nasional lomba penulisan puisi dalam rangka 100 Tahun Khairil Anwar ini.

Dengan tegas dia katakan, ”Anak-anak kita harus ditolong, dan saya siap menggunakan dana pribadi untuk membantu mereka.”

”Mau tahu bukti anak-anak kita benar-benar mau sekolah? Walau orang tua suruh tinggal di rumah karena ada pesta, atau biar hujan, anak itu tetap pergi sekolah. Ini anak yang berkemauan keras untuk sekolah. Dia harus ditolong,” pungkasnya. (Lapier 07)

 

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*