Gubernur NTT: Kemiskinan di NTT Bukan Karena Alamnya

Gubernur Victor saat menerima para ahli dari IPB.

KUPANG, LAPIERO.COM – “Kemiskinan di NTT bukan karena alamnya tapi karena kemampuan mengolahnya yang belum optimal. Kami butuh orang-orang seperti bapak dan ibu yang bisa menjadi trigger. Saya tahu IPB salah satu perguruan tinggi yang sangat hebat yang mampu melakukan ini,” demikian dikatakan Gubernur Victor Laiskodat saat menerima tim Peneliti dari IPB yang dipimpin oleh Prof.  Dr. Alimmudin di ruang kerja Gubernur, Senin (4/10).

Menurut Victor, pendekatan  dalam menangani stunting di NTT bukan hanya soal pangan, tapi juga berkaitan dengan pranata sosial budaya dan pendidikan.

Didampingi oleh Ketua Yayasan Kasih Roslin Mandiri Kupang, Budi Soehardi,  Tim Peneliti dari IPB membawa mandat dan tugas dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) untuk membantu penanganan stunting dari aspek pangan.

Dalam kesempatan tersebut,  Victor mendorong kerjasama antara IPB dengan perguruan tinggi di NTT bukan hanya menyangkut (transfer) ilmunya, tapi juga berkaitan dengan kerja lapangan yang produktif. Semangat kolaboratif harus terwujud di lapangan.  “Kita punya banyak lembaga atau tempat pembenihan tapi masih kurang produktif. Dulu kita termasuk daerah pengekspor sapi yang hebat. Juga punya potensi laut yang luar biasa. Provinsi ini adalah penghasil lobster mutiara terbesar di Indonesia. Kalau seluruh ahli kita punya tantangan lapangan yang kuat, berpanas-berpanasan dan berhujan-hujanan di lapangan  serta berani mabuk laut, kita bisa atasi persoalan kemiskinan di NTT. Kalau kita mau serius seperti ini,  kita bisa keluar dari kemiskinan. Semangat seperti ini kita harapkan dapat ditularkan oleh ahli dari IPB,” jelas Gubernur Viktor panjang lebar.

Untuk itu Victor meminta tim peneliti IPB untuk mengintegrasikan penelitiannya dengan program pemerintah Provinsi. Gubernur berharap  kehadiran tim IPB dapat mengubah mindset dan kultur birokrasi agar tidak berorientasi pada pelaksanaan program dan pemenuhan aspek administrasi semata.  “Saya minta teman-teman ahli dari IPB dapat bersinergi dengan SKPD terkait untuk pengembangan perikanan, pertanian dan peternakan. Di sini ada ahli perikanan, pengolahan pakan ternak dan gizi yang hebat dari IPB. Silakan berkolaborasi dengan pimpinan SKPD dan pemangku kepentingan lainnya untuk kemajuan NTT. Kadis Pertanian dan Kadis Perikanan tindaklanjuti dan proaktif berkomunikasi dengan para peneliti ini,” anjur Gubernur.

See also  Surat Protes Keras untuk Victor Laiskodat akibat Sebut Warganya Monyet

Sementara itu, ketua tim peneliti IPB, Alimmudin menegaskan tim peneliti dari IPB terdiri dari ahli perikanan,  ahli pangan dan gizi, dan ahli peternakan.  “Tujuan akhir dari penelitian dan kerja tim ini adalah untuk menghasilkan biskuit tepung lele dan tepung marungga yang bergizi untuk membantu NTT tangani stunting. Misi kami adalah bantu NTT atasi kemiskinan.  Pendekatan kita langsung ke habitat, berikan edukasi dan praktek untuk asupan gizi yang baik. Kita akan bangun kerjasama dengan Undana serta perguruan tinggi lainnya dan PKK NTT. Kami juga siap untuk membantu pemerintah provinsi untuk pengembangan perikanan,  pakan ternak, pengembangan kelor dan peternakan, ” jelas pakar yang sudah banyak terlibat dalam berbagai proyek pengembangan perikanan di berbagai daerah tersebut.

Para peneliti dari IPB tersebut terdiri dari enam orang guru besar, masing-masing dua dari tiap fakultas, yakni Fakultas Gizi dan Pangan,  Fakultas Perikanan dan Kelautan serta Fakultas Peternakan.

Turut mendampingi Gubernur pada kesempatan tersebut Staf Khusus Gubernur, Kadis Pertanian dan Tanaman Pangan NTT,  Kadis Pemberdayaan Masyarakat dan Desa NTT, Plt Kadis Perikanan dan Kelautan NTT dan Plt.  Karo Administrasi Pimpinan NTT. (LAPIER 09/*)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*