Kabar Gembira dari Papua, Didukung BRIN, Bupati Pegubin Bentuk Badan Riset dan Inovasi Daerah

Bupati Pegunungan Bintang Spey Yan Bidana, ST.M.Si bersama Plt. Sekda, drg. Aloysius Giyai, M.Kes dan Staf Khusus Prof. Ir. Yohanes Sardjono, APU bertemu bertemu Kepala BRIN, Dr. L.T. Handoko.

JAKARTA, LAPIERO.COM-Kembali, berita menggembirakan datang dari Papua. Kali ini dari Kabupaten Pegunungan Bintang. Dengan dukungan penuh dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kabupaten ini akan membentuk Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) pertama di Provinsi Papua. BRIDA akan dibangun di Distrik Batom.

Kepala BRIN menyampaikan apresisi tinggi atas inisiatif Bupati Spey Bidana atas pembentukan BRIDA guna mendukung kemajuan pembangunan di wilayah Pegunungan Bintang.

Bupati Pegunungan Bintang Spey Yan Bidana, ST.M.Si mengatakan kepada media, ia bersama Plt. Sekretaris Daerah Pegubin, drg. Aloysius Giyai, M.Kes dan Staf Khusus Bidang Penelitian, Pengembangan, Pengkajian IPTEK dan Infrastruktur Prof. Ir. Yohanes Sardjono, APU, bertemu Kepala BRIN, Dr. L.T. Handoko di kantornya di Gedung B.J. Habibie Lt. 24, Jalan M.H. Thamrin Jakarta Pusat pada 7 Januari 2022.

“BRIN sangat mendukung rencana kami. Mereka akan kirim tim ke Pegunungan Bintang dan dalam waktu dekat kami akan lakukan MoU. Untuk Papua, BRIN masih kosong, kami yang pertama. Ketika kami hadir dengan konsep inovasi ini, mereka memberi apresiasi dan menyambut baik. Secara kebetulan, mereka juga sedang mencari mitra daerah,” tegas Spey yang juga mantan Kepala Bappeda Pegubin ini.

Menurut Spey, dipilihnya Batom sebagai pusat riset dan inovasi daerah karena letaknya sangat strategis sehingga mendukung konsep pengembangan terintegrasi dari kawasan strategis perbatasan. Batom berada di wilayah yang berbatasan langsung dengan  PNG dan dekat dengan Jayapura di bagian utara.

Saat ini, kata Spey, tata ruang Distrik Batom sedang dirancang dan dikembangkan menjadi salah satu kota satelit di Pegunungan Bintang. Distrik Batom juga akan menjadi landasan bagi Presiden Jokowi untuk mendorong penetapan wilayah itu sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Perbatasan yang mengandalkan potensi sumber daya alam energi terbarukan, konservasi alam, dan keanekaragaman hayati (biodiversity).

See also  Presiden Jokowi Berikan Bantuan untuk Pedagang di Pasar Sederhana

“Untuk mendukung rencana ini, Kementerian PUPR mulai 2022 ini membangun infrastruktur jalan dari Towe di Keerom tembus Batom. Kita juga sedang mendorong dan akan menyurati Presiden Jokowi agar Pegunungan Bintang ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus yang mulai dibangun dari Batom,” tegasnya.

Bupati Pegunungan Bintang Spey Yan Bidana, ST, M. Si dan Kepala BRIN Dr. Handoko.

Peran Penting bagi Ekonomi Dunia

Staf Khusus Bupati Pegunungan Bintang Bidang Penelitian, Pengembangan, Pengkajian IPTEK dan Infrastruktur, Prof. Ir. Yohanes Sardjono, APU menjelaskan, saat ini Papua memiliki peran penting bagi ekonomi dunia.

Jelasnya, bahan baku industri dunia saat ini ada di perut bumi Pulau Papua, di mana Pegunungan Bintang menjadi titik pusat pulau itu.

“Baik itu mining dan mineral maupun biodiversity, bahkan budaya Melanesia, pusatnya di Pegunungan Bintang. Pegunungan Bintang juga menjadi sumber kehidupan bagi seluruh manusia yang ada di Papua, baik Papua dalam NKRI maupun PNG. Karena seluruh air kehidupan di pulau itu, datang dan mengalir dari Pegunungan Bintang,” kata Professor Sardjono.

Posisi penting lain dari Kabupaten Pegunungan Bintang dan Pulau Papua umumnya adalah perannya sebagai penyumbang oksigen terbesar bagi dunia dengan hutannya yang masih lestari. Sekitar 90 persen hutan hujan (rainforest) dunia ada di Papua, selain Amazon-Brazil. Pegunungan Bintang memiliki 1,6 juta hektar hutan.

Oleh karena itu, menurut Sardjono, pembangunan di Pegunungan Bintang dan Papua pada umumnya harus dilakukan dalam konsep pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) yang dirumuskan PBB guna menyejaterahkan masyarakat dunia. Sumber daya alam di bawah perut bumi maupun di atas bumi seperti biodiversity, ekologi dan ekosistem harus dikelola berbasis sumber daya alam dan lingkungan.

See also  Resmikan Penataan Huta Siallagan, Presiden: Tertata Rapi dan Berkelas

“Nah! Tinggal satu kekurangan Papua. SDM yang masih terbatas. Karena itu, SDM harus dipercepat. Dengan meningkatnya SDM Papua, tidak perlu lagi eksplorasi sumber daya alam di perut bumi, mineral. Tetapi optimalkan yang di atas perut bumi. Nah itulah alasan, kami bersama bupati mendorong hadirnya badan riset dan inovasi daerah ini,” urai Sardjono.

Sardjono menjelaskan, posisi strategis Pegunungan Bintang yang berada di tengah-tengah Pulau Papua, mendorong Bupati Spey Yan Bidana membentuk BRIDA berupa Riset Station Center berbasis konservasi alam dan lingkungan. Tujuannya agar sumber daya itu terus dijaga dan dipelihara untuk keberlanjutan hidup anak cucu.

“Membangun dari jumlah uang akan habis, membangun dari jumlah emas akan juga habis. Tapi membangun dari sisi otak atau SDM, itu akan memberi nilai tambah beribu kali. Ini yang sedang dilakukan Bupati Spey. Tadi Pak Bupati dapat apresiasi sebagai sosok kepala daerah yang visioner dari Kepala BRIN dr. Handoko. Pak Handoko juga langsung menunjuk timnya terdiri dari beberapa doktor untuk membantu Pegunungan Bintang terkait BRIDA ini,” tuturnya.

 “Saya sangat apresiasi Bupati dan Sekda Pegunungan Bintang yang tinggalkan meja kerja untuk bertemu para Dirjen dan menteri-menteri supaya program pembangunan di daerahnya bisa sinergis. Pemerintah Pusat itu senang bertemu pemimpin visioner seperti Bupati dan Sekda ini untuk berkolaborasi, bersama-sama membangun daerah,” urai Sardjono lagi.

Gebrakan Brilian

Pelaksana tugas Sekretaris Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang, drg. Aloysius Giyai, M.Kes mengapresiasi gebrakan brilian Bupati Spey Yan Bidana dan Profesor Prof. Ir. Yohanes Sardjono, APU.

Di mata Alo, keduanya telah membuat konsep baru pembangunan di Papua dan kawasan perbatasan dengan tiga prinsip penting.

See also  Gustaf Tamo Mbapa Akan Perjuangkan Terbentuknya Provinsi Sumba

Ketiga konsep itu adalah: Pertama, pelestarian, peningkatan dan pengendalian sosial budaya, terutama antropologi regional Melanesia. Kedua, konservasi dan pelestarian lingkungan dan sumber daya alam serta energi-energi terbarukan dalam rangka mengikuti perkembangan IPTEK, globalisasi dan modernisasi dunia. Dan ketiga, penguatan sistem Informasi Teknologi dan potensi inovasi terbaru yang dimulai dari pendidikan, dan Universitas Okmin Papua menjadi dasar percontohan.

“Dengan hadirnya BRIDA nanti, tentu saja sangat mendukung ekonomi dan pendidikan di Pegunungan Bintang yang mengarah kepada kesejahteraan masyarakat,” tegas Aloysius. (Gusty MR/Lapier 01)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*