BEKASI KOTA, LAPIERO.COM (25/7)-Ketua DPD Golkar Jawa Barat TB Ace Hasan Syadzily menyatakan, Ade Puspitasari sebagai Ketua DPD partai Golkar Kota Bekasi definitif berdasarkan mekanisme partai yang berlaku.
Pernyataan itu sekaligus menyudahi polemik dualisme kepemimpinan partai Golkar di Kota Bekasi setelah sebelumnya muncul klaim sepihak dari kubu Nofel Saleh Hilabi.
“Saya tegaskan bahwa Ketua DDP Partai Golkar Kota Bekasi yang sah, tetap Ibu Ade Puspitasari,” tegasnya, di Jawa Barat, Sabtu.
Klaim sebagai Ketua DPD Golkar Kota Bekasi dilakukan Nofel Saleh Hilabi melalui pemasangan spanduk maupun beragam statmen di media massa. Tapi klaim itu tidak diperkuat dengan bukti otentik surat keputusan partai berupa pengangkatan maupun pengesahan dirinya sebagai ketua definitif partai beringin.
Kepemimpinan Ade Puspitasari sebagai ketua definitif didukung suara akar rumput melalui mekanisme yang sah berupa Musyawarah Daerah (Musda) ke-V pada 2021 di Kota Bekasi.
Sesuai AD/ART Partai Golkar, Ade berhak atas Surat Keputusan Pengangkatan sebagai Ketua DPD Golkar Kota Bekasi dari Golkar Jabar bernomor SKEP-75/GOLKAR/XI/2021 atas pertimbangan mendominasi perolehan suara pendukung.
“Jika ada pihak yang mengaku sebagai Ketua DPD Golkar Kota Bekasi atau ada pihak yang mengaku sebagai pengurus, justru kami mempertanyakan SK-nya dikeluarkan siapa. Dalam organisasi harus ada yang mengeluarkan SK-nya dan ada Musdanya,” katanya.
Dalam Undang-Undang Parpol disebutkan bahwa sengketa partai diselesaikan oleh Mahkamah Partai. “Selama ini, Golkar belum melakukan persidangan apa pun terkait Kota Bekasi. Sehingga semua proses berjalan sesuai dengan ketentuan yang ada,” katanya.
Pengamat Kebijakan Publik dari Institut Bisnis Muhammadiyah Bekasi Hamludin, mengatakan pihak yang telah memperoleh legalitas sebagai ketua DPD Golkar Kota Bekasi agar dihormati karena telah menjadi keputusan final partai tersebut. “Jika internal partai terus ribut karena berebut jabatan, akan merusak mesin politik partai itu sendiri,” ujar Hamluddin.
Golkar, menurut Hamluddin, merupakan partai penentu kemenangan Pemilu di Kota Bekasi. Hal ini tidak lepas dari partisipasi politik Golkar, pada setiap Pemilihan Kepala Daerah, partai koalisi di mana Golkar ada di dalamnya selalu menjadi pemenang.
Hal itu terjadi karena Golkar kala itu masih sangat solid, belum ada riak politik di internal partai. Jika polemik yang terjadi saat ini terus berlangsung, maka akan merusak rencana politik partai menjelang Pemilu 2024. “Siapa yang rugi? Ya seluruh kader yang bernaung di bawah Partai Beringin” katanya.
Menurut Hamluddin, kader yang tidak memperoleh SK dalam pemilihan Ketua DPD beberapa waktu lalu, tidak perlu melangkah terlalu jauh dengan menggalang kekuatan tandingan. Justru akan merugikan dirinya sendiri dan simpatisannya. “Selain tidak punya legalitas, ia bisa dinilai tidak patuh pada keputusan sah partai,” pungkas Hamluddin. (Lapier 07)
Leave a Reply