JAKARTA-Para ketua umum Cipayung Plus melakukan pertemuan dengan Menteri Kominikasi dan Digital (Komdigi), Meutya Hafid. Pertemuan berlangsung di Kantor Komdigi, Kamis (19/11).
Dalam pertemuan tersebut, Ketua Presidium PP PMKRI Periode 2024-2026, Susana Florika Kandaimu menyampaikan dua isu krusial yang sedang berkembang, yaitu literasi digital dan kesetaraan gender dalam ruang digital.
Menurutnya, literasi digital menjadi hal yang sangat mendesak di tengah perkembangan teknologi yang pesat.
“Sebagai generasi muda yang terus berinteraksi dengan berbagai platform digital, tentu membutuhkan pemahaman yang baik cara mengakses, mengelola, dan mengevaluasi informasi di dunia maya. Literasi digital bukan hanya soal keterampilan teknis, tetapi juga etika dan kewaspadaan terhadap potensi ancaman seperti hate speech, hoax, rasisme, cyber bullying,” ujarnya.
Ia menambahkan, pertumbuhan atau dinamika teknologi begitu kencang oleh karena itu sudah selayaknya digunakan untuk berbagai hal yang produktif dan bermanfaat.
“Indonesia negara demokrasi. Kita juga menjunjung yang namanya hak untuk bebas berekspresi dan menjaga ikatan kolektif sebagai satu bangsa. Jadi ditengah dinamika teknologi yang begitu kencang dibutuhkan pengetahuan dan kesadaran kolektif untuk menggunakan media sosial dengan baik, benar dan bijak,” ucapnya.
Di hadapan Menteri Meutya Hafid, Susana juga memperkenalkan gagasan future skills. Sebuah rencana gerakan penguatan dan pengembangan keterampilan masa depan kader untuk memastikan kesiaapan menghadapi tantangan pekerjaan di era digital, dengan pelatihan dalam berbagai keterampilan digital yang relevan.
Selain literasi digital, ia juga menyoroti isu kesetaraan gender di ruang digital, yang belakangan semakin mendapat perhatian.
Ia mengungkapkan bahwa meskipun teknologi telah membuka lebih banyak kesempatan untuk kesetaraan, kenyataannya masih banyak perempuan dan kelompok rentan yang menghadapi tantangan besar di dunia maya, mulai dari kekerasan daring hingga ketimpangan akses terhadap teknologi.
“Perempuan kerap menjadi sasaran utama kekerasan siber, seperti pelecehan seksual online dan diskriminasi berbasis gender. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memperjuangkan kebijakan yang mendukung akses yang setara dan aman di dunia digital bagi perempuan, khusunya memperjuangkan ruang aman di perguruan tinggi maupun organisasi mahasiswa,” ujar Susan.
Langkah Bersama Menuju Solusi
Melihat ke depan, PMKRI berkoitmen untuk melanjutkan upayanya dalam transformasi digital dengan mengorganisir lebih banyak ruang-ruang inovasi dan kreativitas bagi kader-kader PMKRI di seluruh Indonesia.
“Kami bersyukur ibu Menteri Meutya Hafid punya kepedulian dan perhatian serius terkait issue literasi digital dan issue permpuan. Menyikapi hal ini tentu butuh gerakan kolektif. PMKRI siap kerja bareng dan bergerak bersama Ibu Menteri,” ucap Susan.
Ia berharap pertemuan ini bisa menjadi awal dari gerakan yang lebih luas dari Cipayung Plus bersama Komdigi untuk menciptakan dunia digital yang lebih aman, cerdas, dan adil bagi semua pihak. (Lapier/01)
Leave a Reply