Oleh Emanuel Dapa Loka
Puisiku ini lahir dari jiwa yang gemetar
raga yang berkeringat disergap angin panas sabana mahaluas
Puisiku ini adalah salinan guratan hati
anak-anak sabana yang menjelata
di bawah panggang matahari.
Puisiku ini adalah suara jiwa yang bisu
dari kelunya lidah yang kehabisan darah dan kata-kata
Puisiku ini adalah PEMBERONTAKAN
tatkala ayah menghardik menyumpahi,
bulu kuduk ibu sama sekali tak berkidik,
ia malah ikut menghantam lebih keras dan membunuh….
Astaga….
Kini dan di pusaran sabana yang telanjang berbatas langit,
dengan punggung tercabik terik matahari,
tangis kami pecah,
dada kami terharubiru…
sebab hari ini kami telah menjadi yatim piatu
usai dilaknat jadi monyet…
Sumber: tempusdei.id
Leave a Reply