MEDAN, LAPIERO.COM-Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) melalui Kedeputian Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan menggelar webinar dalam rangka memperingati Hari Pahlawan di Politeknik Pariwista Medan (Poltekkar) (10/11/2021).
Acara tersebut dihadiri oleh Wakil Ketua Dewan Pengarah, Jenderal TNI (Purn.)Try Sutrisno, Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan, Ir. Prakoso, M.M, Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Antonius Benny Susetyo, Dirjen Pembangunan Desa dan perdesaan Sugito,S.Sos.,M.H, Para Kepala Desa dan Pendamping Desa se Sumatera Utara serta Mahasiswa Poltekkar.
Dalam sambutannya, Deputi Prakoso berharap, hari pahlawan menggugah kesadaran segenap elemen bangsa untuk terus bersatu mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa.
“Apabila setiap insan masyarakat Indonesia memiliki kesadaran dan kemauan untuk mengimplementasikan semangat dan nilai kepahlawanan, maka hal tersebut dapat menjadi salah satu modal untuk membangun bangsa,” kata Prakoso.
Jenderal Try mengajak memperhatikan semangat sebagai bangsa.
“Semangat merupakan motor dalam kehidupan” ujar Try.
Lebih lanjut ujar Try, Pancasila tidak bisa ditinggalkan oleh Indonesia karena Pancasila digali oleh budaya bangsa Indonesia.
Budaya gotong royong merupakan ciri bangsa Indonesia yang harus selalu dipertahankan. Hal tersebut merupakan bentuk nyata solidaritas sosial dalam kehidupan masyarakat.
“Kita mulai lahir ditolong orang hingga mati ditolong orang oleh karena itu pentingnya gotong royong pada kehidupan masyarakat,” ujar Wakil Ketua Dewan Pengarah
Dalam konteks desa, Try menyampaikan bahwa keberadaan koperasi sangat penting dalam menopang ekonomi rakyat di perdesaan. Try mengingatkan kepada Kepala Desa untuk membentuk koperasi-koperasi desa, koperasi pertanian desa dan koperasi lainnya.
“Kepala desa harus tetap tegar semangat dan bersatu padu dengan masyarakat desa dalam membangun desa,” ujarnya lebih lanjut
Sugito dalam kegiatan tersebut menyampaikan bahwa dalam merefleksikan hari pahlawan bahwa Indonesia bukanlah bangsa yang lemah yang menerima kemerdakaan sebagai hadiah penjajah. Secara bersama kita mengalahkan dan mengusir balatentara terkuat di dunia.
“Para pahlawan kita dengan gagah berani melawan bombardir dari kapal perang dan pesawat tempur serta senjata canggih untuk mempertahankan kemerdekaan,” ujar Sugito
Dalam kesempatan yang sama, Romo Benny menyampaikan dalam konteks nilai pahlawan, semua orang bisa menjadi pahlawan dengan menerapkan aktifitas kepahlawanan dalam hidup kekinian.
“Pahlawan dalam konteks kekinian bisa dilakukan melalui gerakan-gerakan perubahan seperti membangun konten-kontenĀ yang membangkitkan nilai-nilai perjuangan serta pembangunan perekonomian rakyat melalui aplikasi digital” jelas Romo Bennylebih lanjut. (Lapier 07)
Leave a Reply