Ratu Wulla di “Jalan Heroik – Romantis Palsu”

Ratu Ngadu Bonnu Wulla

Oleh Celestino Reda, Entrepreneur dan pengamat politik, tinggal di Jakarta

 Pengamat politik Yos Dapa Bili melalui tulisannya berjudul Tatkala Ratu Wulla Mengincar Kursi SBD 1 (Lapiero.com, 20 April 2024) menyoroti anggota DPR RI Ratu Wulla (RW) yang dikabarkan akan ikut serta dalam pemilihan bupati Sumba Barat Daya, NTT pada 27 November 2024.

Kata Yos, meski mengecewakan akibat pengunduran dirinya dari pencalegan, jika RW benar-benar ikut memperebutkan kursi SBD 1, ada beberapa hal yang bisa menjadi “modal” Ratu. Pertama, migrasinya dari politik nasional ke politik lokal bisa “dijual” sebagai bentuk cinta kepada SBD. Jalan pulang ini Yos sebut heroik nan romantis. Kedua, RW menguasai medan SBD karena pengalaman politiknya. Dan Ketiga, kalau terpilih menjadi Bupati, maka RW adalah perempuan pertama yang menjadi bupati di daratan Sumba, bahkan regional NTT.

BACA []Tatkala Ratu Wulla Mengincar Kursi SBD 1 (lapiero.com)

Argumentasi Yos tersebut sangat debatable. Pertanyaannya, apa kurang strategisnya posisi RW sebagai anggota DPR RI untuk menunjukkan cinta kepada SBD?

Justru kalau RW memang benar-benar mencintai SBD, semestinya dia “berbagi peran” dengan orang lain dalam mewujudkan cinta kepada SBD melalui kursi bupati. Atau sejak awal tidak maju dalam pencalegan. Di sinilah terjadi gerakan sinergi cinta. Andai kemudian RW menjadi bupati, oleh karena tidak ada orang SBD yang duduk di Senayan, justru komunikasi dengan Senayan, lumpuh.

Menyangkut argumentasi “Ratu kuasai medan SBD”, ini “modal” yang tidak seberapa, sebab sosok-sosok lain yang juga mengincar kursi SBD 1 bukanlah orang baru di SBD. Bahkan, sebagian dari mereka adalah orang-orang kunci di Pemda, yang tentu memiliki kesempatan menjelajah punggung, bahkan isi dalam SBD.

See also  Mukjizat Membawa Pasangan AMAN - Agustinus Tamo Mbapa dan Soleman Lende Dappa Masuk Arena Pilkada SBD

Sedangkan kemungkinan RW akan menjadi bupati perempuan pertama (sesuatu yang membanggakan), itu masih kemungkinan jika berhasil merebut kembali hati rakyat yang sudah terlanjur kecewa.

Berat Masuk Senayan

Siapa pun tahu bahwa bukan hal mudah, bahkan sangat sulit untuk orang Sumba tembus ke Senayan. Mengapa? Karena di Dapil 2 NTT selalu ada raksasa-raksasa yang dengan segala kemampuan siap mengambil suara orang Sumba sebagai modal utama ke Senayan. Para raksasa itu selalu datang dari luar Sumba sambil membawa serta modal kuat.

Bayangkan, ada yang nyaris tidak kelihatan batang hidungnya di Sumba, tahu-tahu mereka dapat suara signifikan dan melenggang ke Senayan. Sehingga ketika Ratu berhasil “menyita” satu kursi untuk dua periode berturut-turut pula, ini sesuatu yang mencengangkan sekaligus membanggakan. Senyum orang Sumba bisa sedikit mekar dan mencoa membusungkan dada.

Tapi apa yang terjadi kemudian? Rasa bangga yang mulai tumbuh dan senyum yang mulai mekar itu layu. Dada yang mulai membusung itu “terpaksa” kempis kembali, dan ini terjadi secara tragis akibat Ratu mundur dengan alasan yang tidak pernah dijelaskan kepada masyarakat pemilik suara.

Lantas, sekarang mau maju untuk merebut kursi SBD 1? Sabar dulu! Mereka yang diharapkan memilih Ratu pasti adalah orang-orang yang merasa telah dikecewakan, bahkan dikhianatinya. Betapa tidak dikatakan begitu? Suara mereka telah “digadaikan” untuk kepentingan yang hasilnya belum karuan untuk mereka. Lalu datang lagi untuk meminta suara mereka?

Mereka tentu saja tidak bisa dimain-mainkan begitu saja. Mereka ini ibarat orang jatuh cinta yang menaruh kepercayaan dan harapan kepada Ratu. Mereka memiliki ekspektasi yang besar, tapi kemudian terkhianati. Ibaratnya, mereka sedang cinta-cintanya, tapi kemudian terluka.  Dan luka jenis ini tidak mudah disembuhkan dalam interval waktu yang singkat.

Dalam situasi tersebut, sangat mungkin masyarakat masih atau akan tetap melihat alasan  atau jalan pulang RW yang terkesan romantis dan heroik tersebut sebagai jalan pulang palsu.

Pemimpin Berkarakter

See also  Bacabup Bukanlah  Pencari  Kerja

Sejatinya, sebuah daerah seperti SBD (seperti daerah-daerah lain)  dengan segala situasi yang menyertai, memerlukan pemimpin yang berkarakter tangguh. Dengan karakter yang kuat dan disemangati oleh cinta yang membara, dia akan fokus pada upaya serius membangun.

Ia akan mengerahkan semua kemampuan, daya kreasi, simpul-simpul relasi dengan berbagai pihak yang berkemauan baik dan potensi daerah beserta masyarakatnya untuk memberikan yang terbaik bagi rakyat yang telah lama merindukan pelayanan dan kehidupan yang lebih baik.

Karakter itu ibarat akar tunggal pada sebatang pohon yang tertancap menukik ke dalam tanah. Ketika ada terpaan angin ribut, pohon itu akan tetap berdiri tegak. Tetapi kalau pemimpin yang ada, membawa serta semangat transaksional yang mengedepankan “prinsip” untung rugi untuk diri dan kelompoknya, pemimpin seperti ini pasti melakukan pengkhianatan terhadap semangat dan cita-cita kesejahteraan. Di sini rakyat telah melakukan kesalahan yang fatal. Untuk itu, perlu cermat. Jangan mudah tergiur untuk perut hari ini saja.

Semestinya, seorang pemimpin adalah jenis manusia yang selalu gelisah dengan nasib orang-orang yang dipimpinnya. Semakin rakyatnya gelisah, maka kegelisahan yang ada padanya harus berlipat-lipat lagi. Dari situ dia lalu berjuang tuntas dan habis-habisan bagi mereka.

Seperti apa pemimpin yang SBD miliki nanti, semuanya kembali kepada masyarakat SBD sendiri. Selamat menimbang-nimbang dengan cermat sebelum menancapkan paku pada saatnya nanti. Dan lebih dulu dari itu, diperlukan ikhtiar yang juga cermat, terukur dan mengandung tanggung jawab moral etis yang kuat dari Parpol dalam menyodorkan calon.*

 

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*