WAITABULA, LAPIERO.COM-Untuk memacu daya kreasi, mendukung promosi wisata dan meningkatkan pendapatan masyarakat, Dinas Pawisata Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), NTT mengadakan pelatihan karya tangan atau handycraft dari limbah kayu dan batok kelapa pada 22-24 November di Aula SVD, Tambolaka, SBD.
“Kita ingin mendorong masyarakat memanfaatkan limbah yang tidak terpakai untuk membuat karya yang bernilai ekonomi dan seni. Kita dorong masyarakat mengolah sampah menjadi barang berharga. Pokoknya, sampah tidak tetap jadi sampah. Kita buat dia berkelas. Selain itu, melalui karya mereka, kita ingin promosikan obyek-obyek wisata yang ada di SBD,” jelas Leonardus Dapa Loka, panitia penyelenggara pelatihan tersebut.
Pelatihan menghadirkan dua instruktur, yakni Pieter Kode Yane dari BLK Don Bosco dan Petrus Solo dari “Kelompok Ekonomi Kreatif Akar Unik” Desa Pero, Wewewa Barat, SBD.
Apa hubungan pelatihan ini dengan promosi wisata? “Karya peserta nantinya bisa berupa gantungan kunci dengan gambar lokasi-lokasi wisata yang ada di SBD. Ada juga cangkir dari batok kelapa bergambar tempat-tempat wisata, dan lain-lain. Orang akan tahu ada lokasi wisata melalui gantungan kunci dan bisa jadi mendorong mereka ke lokasi,” jelas Leo yang juga Kepala Seksi Prasarana Ekonomi Kreatif SBD.
Pelatihan sejenis telah dilakukan beberapa kali dengan tujuan yang sama.
“Kalau kita cermati, pelatihan ini secara tidak langsung akan menjadikan masyarakat sebagai petugas Humas yang membantu promo wisata,” jelas mantan guru bahasa Inggris ini lagi.
Petrus Peso, salah satu instruktur pelatihan ini mengaku gembira bisa berbagi pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat. “Menggembirakan bisa berbagi dengan masyarakat. Lebih gembira lagi karena mereka antusias megikuti pelatihan ini,” ujar pria akrab disapa Peso ini.
Peserta pelatihan Ferry Tanggela mengaku gembira dengan pelatihan ini. “Di rumah saya banyak sekali limbah yang terbuang sia-sia seperti batok kepala, potongan-potongan tanduk kerbau atau kayu-kayu keras. Ternyata bisa jadi barang seni dan berharga. Terima kasih untuk pelatihan ini,” ungkapnya tersenyum. (Lapier 01)
Salam sumba kreatif
Hidup Ekonomi kreatif, Hidup SBD, HIDUP MERAH PUTIH.
Sampah akan menjadi energi dan menhidupkan jika ditangani. Tidak dibiarkan tetap beridentitas sebagai sampah.
Jika kegiatan ini dijalankan secara rutin, sy yakin dunia pariwisata akan semakin ramai dan peningkatan ekonomi rakyat bergerak “naik”