Setelah Tempuh 108 Semester di ”Universitas Sidomuncul”, Irwan Hidayat Dapat Gelar Doktor HC dari Universitas Negeri Semarang

Pengusaha Jamu Sidomuncul Irwan Hidayat mendapat Delar DR HC dari Universitas Negeri Semarang. (EDL)

SEMARANG-Pengusaha Jamu Sidomuncul Irwan Hidayat mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa bidang Manajeman Mutu (Branding) pada 13 November 2024 dari Universitas Negeri Semarang (UNNES).

Gelar tersebut  diserahkan Rektor UNNES Prof Dr S. Martono setelah Irwan membawakan Orasi Ilmiahnya berjudul The Story of Tolakangin, dari Indonesia untuk Dunia; Model Manajemen Branding Berbasis Nilai di Auditorium UNNES.

Mengawali orasinya, Irwan mengakui, penganugerahan Gelar DR HC tersebut merupakan peristiwa paling berharga dan terhormat baginya sepanjang perjalanan selama 77 tahun usianya.

”Betapa tidak? Baru setelah saya menjalani ’Masa perkuliahan selama 108 semester’ di kampus bernama ’Universitas Sidomuncul’, saya dapatkan gelar ’Istimewa’,” ungkapnya disambut tawa hadirin.

Irwan Hidayat melalui karya dan kontribusinya layak mendapatkan Gelar Doktor Honoris Causa.

Irwan menyebut perjalanan yang ia lalui bersama Sidomuncul penuh dengan kegembiraan, harapan, kecemasan dan optimisme.

Katanya, Sidomuncul berhasil bukan karena ilmu dan hal-hal manejerial, tapi karena hal-hal spiritual melalui Papa Mama dan Kakek  Neneknya yang mengajarkan spiritualias hidup ikhlas dan saling mengalah. “Inilah yang membuat kami bersaudara hingga hari ini  tetap hidup dalam suasana persaudaraan yang baik”.

Irwan berjanji, bersama Sidomuncul tidak akan berhenti berinovasi dan melakukan penelitian-penelitian lain. “Malah kami akan bekerja lebih keras, melakukan terobosan baru untuk meningkatkan martabat dan nilai jamu di masa mendatang sebagai kekayaan bumi Indonesia,” tekadnya.

Peraih penghargaan Nusantara CSR Award 2024 yang diselenggarakan The La Tofi School of CSR ini juga mengakui, selain karena kekuatan teladan orang tua, keberhasilan Sidomuncul terjadi karena kekuatan invisible hand. ”Saya merasa sebagai orang yang beruntuk karena bimbingan Tuhan semata,” aku Irwan.

Tetap jadi Follower

Menengok perjalanannya bersama Sidomuncul, Irwan mengakui, pada rentang waktu  1969-1985, ia melakukan strategi kerja yang salah sehingga hasilnya sia-sia.

See also  Inovasi Minyak Makan Merah sebagai Alternatif Pencegahan Stunting

Pada era itu jelasnya, dia hanya meniru berbagai hal yang telah dilakukan oleh beberapa perusahaan jamu yang telah lebih dahulu besar.

”Beruntung saya lekas sadari bahwa kalau saya hanya meniru, selamanya saya akan jadi follower, dan tidak bisa lebih dari yang saya tiru. Tidak mungkin menyalib,” ungkapnya.

Dia lalu membuat lompatan baru. Irwan merancang strategi baru untuk membuat Sidomuncul lebih baik dari pabrik farmasi, tidak sekadar meniru pabrik farmasi.

Irwan Hidayat bersama sebagian karyawan Sidomuncul.

Dia juga berpikir keras untuk menjawab kebutuhan masyarakat di masa datang dengan segala kemajuan peradabannya.

Suani dari Shinta Hidayat ini membayangkan bahwa pada masa depan pendidikan konsumen pasti lebih baik sebab Indonesia akan lebih maju, pendapatan per kapita lebih tinggi, hidup lebih makmur, teknologi akan berkembang sedemikian rupa dan canggih.

”Saya berpikir untuk membuat produk jamu yang ada uji klinisnya untuk jawab semua itu. Logika saya katakan, jika terhadap produk jamu  yang berdasarkan pengalaman terbukti aman, dilakukan uji klinis, maka akan lebih hebat. Juga akan lebih aman, dan pasti kemanjurannya,” ungkapnya.

Terbukti kemudian, setelah melalui proses ilmiah panjang, pabrik jamunya menjadi pabrik berstandar farmasi yang melalui uji klinis dan uji kasiat.

Lantas, apa alasan UNNES memberikan penghargaan kepada Irwan? Prof Dr Faturahman ketika membacakan Laudatio atau semacam ”Pertanggungjawaban” Penganugerahan Gelar Doktor Honoris Causa Bidang Ilmu Manajemen Mutu (Branding) kepada pria berusia 77 tahun itu.

Dikatakan, UNNES memiliki Program Doktoral dengan akreditasi A atau unggul sehingga layak memberikan gelar doktor Honoris Causa.

Melalui proses akademis, UNNES menilai, Irwan memiliki rekam jejak yang baik dan konsisten dalam mendorong inovasi berkelanjutan dalam manajemen dan kepemimpinan korporasi.

See also  Benny Susetyo: Surya Paloh dan Prabowo Bertemu, Ada Apa?

Melalui perjalanan panjang profesi dengan kompetensi teruji, ia dinilai layak mendapatkan penghargaan akademik tersebut.

Dinilai pula, hingga saat ini, Irwan telah memberikan sumbangan keilmuan melalui dua jurnal bereputasi internasional, yakni Scopus dan Sinta yang telah memperoleh Letter of Admission/ Acceptence atau LOA.

Kedua artikel ilmiah tersebut diakui memiliki relevansi dengan ilmu kedokteran dan inovasi dalam penerapan standart farmasi modern.

Rektor UNNES Prof Dr S. Martono berharap Irwan terus konsisten dalam ilmu pengetahuan dan bisnis sehingga memberikan kontribusi bagi masyarakat dan bangsa. (tD/Lapier/01)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*