Kepada yang terhormat Dr. Viktor Bungtilu Laiskodat, SH.M.Si, Gubernur propinsi NTT.
Saya Hermanus Malo Dona, ketua umum Ikatan Keluarga Besar Sumba atau IKBS wilayah Jakarta, Banten dan Jawa Barat.
Melalui ruangan ini, saya perlu menyampaikan bahwa kata-kata yang bapak gunakan dalam berdialog dengan saudara-saudara kami di Sumba Timur pada 27 November, sangatlah tidak pantas dan tidak sopan, apalagi disampaikan oleh seorang doktor, mantan pengurus partai besar dan sekaligus gubernur NTT.
Pemimpin bagi kami adalah ina ama, yang dalam dirinya ada peran mama dan bapak sekaligus yang bisa mengayomi anak-anaknya. Tapi yang kami saksikan jauh dari peran ini.
Kata-kata bapak sudah melewati batas-batas etika. Bapak sudah merendahkan martabat saudara-saudara kami di Sumba Timur dengan menyebut mereka monyet. Apalagi Bapak mengancam memenjarakan mereka. Pak Gubernur, Anda adalah pengayom, bukan “tukang penjarakan warga!”
Bapak perlu tahu bahwa kata-kata serta sikap arogan bapak sudah melukai hati kami semua orang Sumba. Bapak dipilih bukan untuk merendahkan martabat dan mengancam rakyat yang adalah orang tua kami, tapi sebaliknya untuk meninggikan martabat mereka.
Agar Bapak tahu, saudara-saudara kami dan Ina Ama kami ini tidak sendirian. Bapak Umbu Maramba Hawu dan keluarganya tidak sendirian! Kami selalu bersama mereka.
Kesedihan mereka adalah kesedihan kami. Duka mereka adalah duka kami. Dan kegembiraan mereka adalah kegembiraan kami. Orang Sumba adalah satu, dari Waijelu sampai Tanjung Karoso adalah satu.
Kami tidak akan tinggal diam. Oleh karena itu, saya sarankan kepada bapak untuk segera memperbaiki pola pendekatan bapak yang arogan. People say when in Rome, do as the Romans do. Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Bapak masuk di Sumba, pakailah pendekatan budaya Sumba, bukan pendekatan kekerasan.
Supaya Bapak tahu, Orang Sumba sangat menghormati pimpinan mereka sepanjang pendekatannya menjunjung tinggi peradaban manusia. SALAM SATU SUMBA!
Hermanus Malo Dona, Ketua Umum IKBS
Terima kasih kepada Bapak ketua IKBS Hermanus Malo Dona sudah merespon dan memberikan teguran secara tegas kepada gubernur Victor laiskoda mengenai kode etik dalam dalam tutur kata kata nya yang tidak sopan bahasa monyet pun keluar kalau bisa gubernur pun harus di tidak lanjut kan ke presiden … Jadi biar pada Viktor tau diri kalau orang memilih beliau sebagai gubernur adalah masyarakat Sumba 95 % tembus dalam TPS Pilgub .. tolong Pak Viktor untuk minta maaf kepada masyarakat Sumba terlebih yang utama kepada Bapa Maramba kami secara adat Sumba .
Sungguh indah saudaraku,…jika kita duduk dalam damai. Sebagai saudaramu,…langkah2 yang ditempuh bayaksaudara terhadap perkataan VBL bukan ditujukan keoada masyarakat Sumba secara umum,…tetapi konteks saat itu jika diaimak baik2,…maka akan ada pengertian dari pihak kita. Mengapa VBL mengungkaokan hal itu. Walau secara etika jabatan tidak baik. Saya pikir,….jangan juga terlalu bertindak berlebihan. Tidak ada mengandung rasisme, kebencian atau apalah,….saya pikir sauadara2 jauh lebih mengerti akan hal itu. Maru kita ciptakan keharmonisan, jangan terprofokasi oleh media sosial apalagi sampai pada demo,….
Carilah jalan keluar terbaik. Dari saudaramu,…Lazarus Djami