Blusukan ke Pasar Kori, Agustinus Tamo Mbapa: Pemerintah Tidak Boleh Sia-siakan Keringat dan Air Mata Masyarakat

Agustinus Tamo Mbapa blusukan di Pasar Kori, Kodi.

SUMBA BARAT DAYA-Muncul pada injury time, pasangan Bakal Calon Bupati Sumba Barat Daya (SBD) Agustinus Tamo Mbapa, S. Sos, M. Si dan Dr. Soleman Lende Dappa atau AMAN langsung tancap gas melakukan sosialisasi ke tengah-tengah Masyarakat. Pasangan ini benar-benar menyadari bahwa mereka tertinggal jauh dibanding kedua pasangan yang lain, yakni Ratu – Angga dan Adi Lalo – Yeremia Tanggu.

Pilihan AMAN adalah blusukan dari kampung ke kampung, rumah ke rumah, bahkan ke pasar. ”Kami tidak punya pilihan lain selain harus bekerja keras. Karena kami maju tidak main-main, maka kami harus ’bertarung’ dengan cara kerja keras dan tidak main-main juga,” ungkap Gustaf kepada media ini pada 7 September 2024.

Gustaf menyadari waktu yang AMAN miliki tidak terlalu banyak, namun dia yakin waktu yang ada masih relatif cukup untuk menjumpai masyarakat dan meyakinkan mereka tentang kehadiran AMAN sebagai calon orang nomor satu dan dua di SBD.

Jelas Gustaf, spiritualitas dan hakikat seorang pemimpin adalah melayani. ”Seorang pemimpin atau calon pemimpin jangan hanya ongkang-ongkang kaki di kantor. Ini menyebabkan dia tidak tahu kondisi ril masyarakatnya, lalu bagaimana melayani? Seorang pemimpin juga, jangan hanya urus diri sendiri atau urus anak, istri atau suami. Dia justru harus lebih banyak urus rakyat, sebab dia milik seluruh rakyat,” jelas Gustaf lagi.

Seorang pemimpin lanjut Gustaf lagi, harus rela berkeringat bersama dan di antara masyarakat. ”Karenanya, saya datang ke pasar untuk merasakan denyut perjuangan rakyat. Mengecek harga-harga. Harga hasil bumi masyarakat tidak boleh dipermainkan sesuka hati. Dan ini tugas pemerintah untuk mengendalikan. Jangan sampai bapa mama kita dihantam panas dan hujan, tapi tidak dapat apa-apa karena harga yang tidak jelas,” ungkapnya usia blusukan di Pasar Kori, Kodi pada 7 September.

Dari Kodi, Gustaf juga mendengar jeritan para petani kencur di Wewewa Selatan. Akibat harga yang anjlok, para petani di wilayah ini membiarkan saja tanaman kencur mereka. Bahkan tidak ada pembeli.

”Yang begini tidak boleh terjadi lagi. Masa keringat dan perjuangan masyarakat sia-sia begitu saja. Masyarakat ini kan tidak menyusahkan. Mereka sudah bekerja keras, dan mereka hanya ingin dibantu agar hasil kebun mereka mendatangkan berkat bagi keluarga. Pemerintah tidak boleh sia-siakan keringat dan air mata masyarakat,” pungkas pengurus DPP Partai Demokrat ini. (Lapier 01/*)

See also  Ketua Asosiasi DPRD Provinsi Papua Tengah Minta Presiden Tempatkan Putra Asli Meepago jadi Sekda

 

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*