Bacabup Bukanlah  Pencari  Kerja

Oleh Emanuel Dapa Loka, Wartawan dan penulis biografi

Pada masa-masa pendaftaran Bacabup ke Parpol, hampir setiap hari kantor sekretariat Parpol di SBD (juga di tempat lain) sibuk menerima Bacabup yang datang mendaftar. Para Bacabup mendaftar nyaris di semua Parpol.

Ada yang benar-benar serius, namun ada juga yang hanya numpang tenar, tes ombak, disuruh seseorang – sebagai bagian dari drama. Bahkan ada juga yang hanya iseng.

Bahkan, Bacabup yang sudah memproklamirkan diri akan maju melalui jalur independen pun, ikut mendaftarkan diri di beberapa Parpol.

Suasana tampak agak ingar-bingar ketika beberapa Bacabup datang bersama anggota rombongan dalam jumlah yang banyak dengan performance masing-masing.

Bacabup yang datang dengan sepi alias tanpa gegap gempita, akan langsung divonis setidaknya oleh pihak-pihak tertentu atau setidaknya netizen “Tidak serius” atau “Tidak bergengsi”.

Tentu saja nanti Parpol memiliki “Hak prerogatiF” untuk mengambil seseorang menjadi calon yang diusungnya atau tidak.

Bukan Pencari Kerja

Satu hal yang sejak awal sangat penting diingatkan kepada para Bacabup adalah bahwa tindakan mereka mendaftarkan diri tersebut sama sekali tidak sama dengan Tindakan pencari kerja yang melamar pekerjaan ke sana ke mari.

Seorang pencari kerja, apalagi di zaman yang sulit ini, karena harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup, ia kerap kali “terpaksa” mengambil sebuah pekerjaan walau tidak cocok untuknya.

Dan hal mendasar yang paling membedakan seorang pencari kerja dan bakal calon bupati  adalah motivasi yang mereka bawa serta.

Seorang Bacabup haruslah orang yang membawa serta motivasi tinggi untuk mengabdi atau melayani rakyat banyak dengan aneka warna kehidupan mereka. Kalaupun seorang calon bupati belum benar-benar selesai dengan dirinya, setidaknya 80 atau 90 persen semangat, kemampuan, daya kreasi, daya juangnya akan ia kerahkan untuk melayani kepentingan publik.

See also  Mendukung Rekonsiliasi Masyarakat Timor demi Futuro de Timor

Dia memiliki tanggungjawab moral etis untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang dipimpinnya. Sedangkan seorang pencari kerja, tanggung jawab sosialnya jauh lebih kecil. Dia pasti dan semestinya terfokus pada bagaimana menyejahterakan keluarganya.

Kualitas seorang Bacabup akan terbaca dengan jelas dari rekam jejak, motivasi dan program kerja yang akan dia eksekusi tatkala menjadi Bupati. Dengan semua itulah dia bisa dinilai memiliki tanda-tanda atau potensi mampu membawa masyarakat yang dipimpinnya ke tingkat kehidupan yang lebih baik.

Dalam pikiran dan visi seorang Bacabup sudah harus bercokol aneka imajinasi tentang berbagai hal yang akan dia lakukan dengan spartan, kreatif dan serius. Imajinasi itu menggerakkan.

Motivasi yang kuat untuk mengentaskan rakyat dari kemiskinan, kebodohan, kemelaratan akan mendorong muncul rakyat dengan wajah latu di pelupuk matanya, dan itu mendorongnya secara kuat berjuang dan bekerja sungguh-sungguh nantinya.

Motivasi yang kuat juga akan menjadi rem yang pakem untuk tidak hanya melayani diri dan kelompok atau untuk tidak menjarah yang menjadi bagian rakyat bagi dirinya sendiri.

Seorang Bacabup haruslah juga orang yang terbiasa konsisten dalam bata-kata dan perbuatan. Jangan sampai ibarat seseorang yang “Latihan lain, tapi main lain”.

Oleh karena itu, masyarakat perlu cermat meneliti rekam jejak sang calon. Pelajari motivasi dan program kerja atau visi misi yang akan dia perjuangkan dalam masa pemerintahannya. Dari sana akan kelihatan ke mana wilayah beserta masyarakatnya akan dia bawa.

Kualitas Perjuangan

Seorang calon Bupati jangan menurunkan kelas perjuangannya dengan mengibaratkan diri dan jalan perjuangannya ke spirit pencari kerja. Bahwa nanti tugasnya adalah bekerja untuk rakyat, spirit utamanya bukan spirit pencari kerja.

Ketika seorang Bupati nantinya bekerja dengan sungguh-sungguh, itu adalah sebentuk pelaksanaan secara bertanggungjawab atas visi misi, janji-janji dan motivasi yang ada belakang kepalanya.

See also  Mencermati Situasi Pasca Tewasnya Ali Kalora

Masyarakat Sumba harus sedikit demi sedikit berusaha naik kelas dalam hal alasan memilih seseorang. Mulailah menjadikan kualitas diri calon sebagai alasan utama memilih. Karena itu pelajari baik-baik rekam jejak sang calon.

Mulai sekarang sampai saatnya menancapkan paku pada tanda gambar, gunakan baik-baik waktu untuk mencermati para calon.

Uang itu penting, tapi jangan gadaikan kedidupan dan keturunannmu dengan uang. Jangan juga mudah terbuai dengan kata-kata dan bahasa tubuh yang bisa mengecoh.

Jangan malas berpikir dan membuat pertimbangan rasional. Ingat, kemalasan berpikir dan membuat pertimbangan yang cermat – rasional adalah sisi gelap rakyat pemegang penuh kedaulatan dalam demokrasi.

Jadikan pengalaman-pengalaman pada periode-periode yang lalu sebagai guru besar nan bijaksana dalam menentukan pilihan. Jangan mau kalah dari keledai yang tidak akan terantuk pada batu yang sama.

Masih ada waktu untuk mengelus-elus jago dan menentukan pilihan. Selamat memasuki gerbang demokrasi dengan cerdas.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*