JAYAPURA, LAPIERO.COM-Diberitakan ANTARA, Wapres Ma’ruf Amin berencana berangkat ke Papua pada 4 September 2023. Ia juga disebut akan berkantor di sana selama beberapa hari untuk mempercepat pembangunan di wilayah timur Indonesia itu.
Dikatakan, akan Ikut bersama Wapres, Menko Polhukam, Menteri Koperasi, Menteri PUPR, Menteri Investasi, dan Panglima TNI. Mereka juga berencana menyelesaikan sejumlah persoalan di sana.
Hal itu disampaikan Juru bicara Wapres Masduki Baidlowi usai mendampingi Wapres dalam rapat dengan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy, di Istana Wapres Jakarta, Jumat, 18 Agustus 2023.
“Bapak Menko PMK melaporkan beberapa hal penting kepada Wapres terutama yang terkait dengan hasil kunjungan beliau ke Papua. Rencananya, Wapres Ma’ruf Amin akan mengunjungi sejumlah lokasi di Papua. Sebelumnya, Ma’ruf Amin juga pernah berkunjung ke Papua dan keliling ke sejumlah kota selama sepekan,” kata Masduki.
Menanggapi rencana tersebut, Bupati Spei Yan Bidana minta Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin memanfaatkan kunjungannya ke Papua pada awal September 2023 untuk bisa memberikan perhatian khusus terhadap pembangunan di Kabupaten Pegunungan Bintang (Pegubin). Sebab dibandingkan wilayah lainnya di Papua, Pegubin masih sangat tertinggal dari pelbagai aspek akibat isolasi geografis.
Pada Selasa, 29 Agustus 2023, Bupati Spei Bidana didampingi Staf Khususnya Prof. Yohanes Sardjono, APU bertemu dengan Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pemerintah dan Wawasan Kebangsaan, Dr. Velix Vernando Wanggai, SIP,MPA di Kantor Setwapres Jakarta.
“Kami tadi sudah bertemu dengan Deputi Pak Velix Wanggai dan menyampaikan sejumlah kebutuhan yang sangat mendesak terkait pembangunan infrastruktur dasar yang ada di Kabupaten Pegunungan Bintang yang sedang kami genjot. Kami berharap, momen kunjungan Bapak Wapres ke Papua pekan depan, wilayah kami bisa dilihat. Bahkan kami minta, Bapak Wapres bisa mengagendakan untuk berkunjung langsung ke Pegubin,” kata Bupati Spei Bidana saat menghubungi papuabangkit.com via telepon selelurnya, Selasa sore.
Menurut Spei Bidana, Kabupaten Pegunungan Bintang di Provinsi Papua Pegunungan termasuk daerah 3T yakni Terisolir, Terdepan dan Terluar di negara ini. Pegubin terisolir karena minimnya akses jalan darat yang menghubungan dari dan ke kabupaten lain. Wilayah ini juga menjadi beranda depan negara karena berada tepat di garis perbatasan Papua New Guinea (PNG) dan Indonesia.
“Oleh karena itu, kami sangat memohon bantuan Bapak Wapres terhadap percepatan pembangunan infrastruktur dasar yang tengah kami galakkan sejak kepemimpinan kami,” tutur Spei.
Enam Sektor Prioritas
Bupati Spei menjelaskan, ada enam sektor prioritas yang sedang digenjot Pemda Pegununagan Bintang saat ini untuk keluar dari ketertinggalan. Hal ini tentu butuh perhatian dari Pemerintah Pusat melalui alokasi anggaran yang besar.
Pertama, pembangunan jalan nasional yang menghubungkan Keerom-Towe Hitam-Oksibil-Iwur-Boven Digol. Infrastuktur jalan ini sangat penting agar bisa membuka keterisolasian jalur darat Kabupaten Pegunungan Bintang yang selama ini.
“Selama ini, mobilitas barang dan penumpang selalaui memakai pesawat udara sehingga harga sembako dan bahan bangunan sangat mahal, harus ditambah harga normal dengan harga ongkos pesawat udara Rp.30.000/kg,” urai Spei.
Kedua, pembangunan kampus Universitas Okmin Papua (UOP) untuk mendukung perkuliahan. UOP adalah satu-satunya universitas swasta di Pedalaman Papua Pegunungan yang sudah terakreditasi Baik oleh BAN PT yang disiapkan sebagai solusi pendidikan tinggi bagi generasi Oang Asli Papua (OAP).
Ketiga, konservasi Daerah Aliran Sungai (DAS), dimana terdapat 3 aliran sungai yakni Digul, Mambramo, dan Sivic yang hulunya di Kabupaten Pegunjngan Bintang. Dengan adanya konservasi DAS tersebut, maka akan dapat menumbuhkan ekonomi lokal melalui pembangkit energi listrik Zero Release Emision dari PLTMH, agroforestry obat herbal, pengembangan perkebunan kopi dan kakao, serta ekowisata.
“Kemudian, keempat, kami minta percepatan pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Atoam yang menghubungkan tambang Oktedy PNG dengan Oksibil. Kelima, pembangunan PLTMH Digul dari kapasitan 1 MW menjadi 2 MW, dan keenam, konservasi suku budaya Okmemin (Melanesia). Kiranya Bapak Wapres memberi atensi kepada Pegunungan Bintang melalui anggaran di tahun depan,” tegas Bupati Spei Bidana. (Gusty MR)
Leave a Reply