Dari Taman Ismail Marzuki, 1.500 Perempuan Serukan Kerinduan pada Dunia Tanpa Luka

Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia menerima banner "Anti Kekerasan terhadap perempuan" dari Meiline Tenardi.

JAKARTA-Lebih dari 1.500 perempuan pada 17 Desember 2024 dari Gedung Teater Besar Taman Ismail Marzuki menyerukan kampanye ”Anti kekerasan” kepada perempuan. Komunitas Perempuan Peduli dan Berbagi (KPPB) menyebutnya “Dunia Tanpa Luka”.

Acara yang diinisiasi oleh KPPB ini digelar sebagai puncak  peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan, sebuah kampanye global yang berlangsung dari 25  November hingga 10 Desember setiap tahunnya.

Pada hari yang sama diadakan beberapa kegiatan  edukatif, înspiratif, dan menghibur. Para narasumber talkshow, seniman, aktivis, dan pengisi acara bersatu  menyuarakan pentingnya penghentian kekerasan dalam segala bentuknya-baik fisik, psikis, seksual, ekonomi,  maupun kekerasan berbasis gender.

“Dunia Tanpa Luka” diselenggarakan untuk memberikan edukasi, meningkatkan kesadaran, serta mendorong  tindakan nyata dalam pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Meiline Tenardi: Apa pun alasannya, tidak boleh ada kekerasan pada perempuan. (Lapier)

Jangan Biarkan Kekerasan Terjadi

Meiline Tenardi, selaku Founder  KPPB dan Ketua Panitia, menyampaikan, “Melalui acara ini, kami ingin menyampaikan pesan bahwa kekerasan  tidak boleh dibiarkan dalam bentuk apa pun. Dengan menghormati dan menghargai diri sendiri, kita semua dapat  menjadi agen perubahan untuk menghentikan kekerasan dan membangun masa depan yang lebih aman, adil, dan  bermartabat.”

Acara ini diawali dengan pemutaran film pendek “Dunia Tanpa Luka” yang mengisahkan perjuangan seorang  perempuan. Naya (diperankan oleh Rania Putrisari), menghadapi kekerasan domestik. Film ini memberikan pesan  mendalam bahwa setiap perempuan memiliki hak untuk bermimpi, bangkit, dan hidup tanpa kekerasan.

Ada pula talkshow inspiratif menghadirkan Rieke Diah Pitaloka (Anggota DPR RI dan aktivis perempuan),  Ratih Ibrahim (Psikolog Klinis),  Valentina Sagala (Lawyer dan aktivis hak perempuan),  Petty S. Fatimah (Komunikator dan spesialis pemberdayaan perempuan).

See also  Aksi Ribuan Orang di Oksibil Tolak Bergabung dengan Provinsi Papua Pegunungan

Model Laura Muljadi dan kawan-kawan mempersembahkan karya seni puisi serta gerak bertajuk “Gema Ruang Hati”.

Ada pula pementasan seni bertema “Problema” dari Yayasan Belantara Budaya  Indonesia. Semua persembahan dimaksudkan untuk membangkitkan kesadaran bahwa perempuan harus berdaya dan tidak boleh menjadi sasaran tindakan kekerasan dalam aneka bentuk.

Hadir juga Veronica Tan, Wakil Menteri Pemberdayaan dan Perlindungan Anak Indonesia dan memberikan sambutan.

Dalam sambutannya, Vero mengajak dan mengingatkan perempuan untuk memberdayakan dirinya dengan berbagai keterampilan dan kemampuan, serta juga membangun rasa hormat kepada pasangan, diri sendiri dan sesama lainnya.  

Salah satu momen penting dalam acara ini adalah penandatanganan banner “Stop Kekerasan terhadap  Perempuan” oleh narasumber, aktivis, dan pesohor yang peduli terhadap isu ini. Banner tersebut diserahkan  secara simbolis oleh Meiline Tenardi kepada Veronica Tan sebagai bentuk dukungan terhadap upaya  penghentian kekerasan.

Acara ini ditutup dengan aksi sosial berupa pembagian 1.500 paket sembako kepada perempuan dari berbagai  komunitas sebagai wujud kepedulian KPPB untuk mendukung mereka dalam menghadapi tantangan kehidupan.

Menginspirasi Perempuan

Mari wujudkan “Dunia Tanpa Luka”

Dalam sambutannya, Meiline Tenardi menegaskan, “Kami berharap acara ini dapat menginspirasi semua  perempuan untuk menghormati diri sendiri, mengenali tanda-tanda kekerasan, dan berani mengambil langkah  untuk mencegah atau keluar dari situasi yang tidak sehat. Perempuan adalah pilar utama dalam keluarga dan  masyarakat, sehingga kita harus bersama-sama menciptakan lingkungan yang aman dan suportif bagi mereka

Senada dengan itu, Rieke Diah Pitaloka menyatakan mendukung kampanye tersebut sebagai bentuk kepedulian  kepada perempuan. Rieke mengakui, perempuan hingga saat ini masih rentan terhadap kekerasan, baik fisik maupun psikis.saya  harap melalui acara ini perempuan sadar akan hak-haknya dan senantiasa mengembangkan diri agar bermanfaat  bagi diri, keluarga maupun sekelilingnya.

See also  Andre Koreh Ketum KONI NTT Tetap Berangkat ke Arena PON, dan Bangga dengan Para Atlet

Sementara itu, dalam konferensi pers  yang diadakan sebelumnya Ratih lbrahim mengatakan, “Kekerasan kepada perempuan  adalah kejahatan nyata, bukan semata isu perempuan. Kekerasan kepada perempuan adalah  kejahatan kemanusiaan.”

“Kita harus  bergandengan erat bekerja bersama agar apapun bentuk kekerasan bisa dicegah dan ditangkal. Ketika perempuan  kompak bekerja sama, mukjizat akan terwujud,” kata Psikolog Klinis ini lagi.

Komunitas Perempuan Peduli dan Berbagi  atau KPPB didirikan oleh Meiline Tenardi pada 3 Maret 2023 dengan komitmen  memberdayakan perempuan melalui edukasi, pelatihan, dan kegiatan sosial.

KPPB mengusung visi menciptakan perempuan  yang kuat, percaya diri, dan berdaya.

Dengan segala daya, KPPB bertekad menginspirasi perempuan Indonesia untuk menjadi agen perubahan di masyarakat.  (Lapier/07)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*