Oleh Margaretha Milla, Mahasiswi Unika Weetebula, Sumba, NTT
Tanpa terasa, fajar 14 Februari 2024 akan segera terbit. Tanggal tersebut istimewa bagi seluruh rakyat Indonesia sebab sangat menentukan bagi nasib Indonesia selama lima tahun ke depan, bahkan lebih dari itu.
Pada 14 Februari 2024 tersebut, seluruh rakyat Indonesia yang memenuhi syarat dan yang mau akan memberikan suaranya untuk memilih Presiden, anggota DPD, anggora DPR RI, Anggota DPRD 1 dan Anggota DPRD 2.
Begitu pentingnya orang-orang yang akan terpilih, maka sangat diharapkan para pemilih menentukan pilihan secara tepat berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang tepat pula.
Cara paling sederhana adalah dengan melihat motivasi, rekam jejak dan visi misi sang calon. Jangan sampai kita memilih ”Kucing dalam karung”. Buka dulu karungnya, periksa apakah yang di dalam karung itu benar-benar kucing, jangan sampai tikus atau ular atau yang lainnya.
Alasan atau motivasi seseorang ikut serta dalam pemilihan sangat perlu dicermati. Hati-hati juga, jangan sampai motivasi yang muncul dalam visi misi itu hanya gombal belaka.
Kenali pula rekam jejak sang calon, jangan terbuai kata-kata indah nan memesona. Rekam jejak hidup pribadi, rekam jejak sosial dan pelayanan sangat boleh menjadi bahan pertimbangan. Konkretnya, jangan memilih koruptor, pemabuk, pencuri, pemerkosa dan pelaku tindakan kejahatan lain.
Pertanyaan sederhananya, bagaimana mungkin urusan negara ini diserahkan kepada orang-orang yang berperilaku buruk? Apa yang diharapkan dari seorang pencuri, pemabuk tatkala berbicara tentang nasib rakyat? Dia pasti akan sibuk mengurus kesenangan pribadinya.
Cermati baik-baik janji-janji manis kepada rakyat, seperti program gratis perbaikan jalan, penyediaan sarana penerangan, sumbangan rumah dan sebagainya.
Bukankah semua hal tersebut sudah dijanjikan oleh banyak calon sebelumnya? Nyatanya masih banyak jalan raya yang rusak, masih banyak desa maupun kampung-kampung yang belum memiliki penerangan.
Menurut Sarbaini (2015:107) Pemilu merupakan arena pertarungan untuk mengisi jabatan politik di pemerintahan yang dilakukan menggunakan cara pemilihan yang dilakukan oleh warga negara bersyarat.
Secara umum Pemilu merupakan cara yang dilakukan oleh rakyat untuk menentukan pemimpin atau wakil mereka di pemerintahan serta dapat dikatakan sebagai hak masyarakat sebagai warga negara untuk memilih wakilnya di pemerintahan.
Lebih jelas, Morrisan (2005:17) mengatakan bahwa pemilihan umum adalah cara atau sarana untuk mengetahui keinginan rakyat mengenai arah dan kebijakan negara. Bisa juga dikatakan bahwa pelaksanaan pemilu adalah implementasi dari sistem pelaksanaan demokrasi secara sesungguhnya.
Walaupun setiap warga negara Indonesia mempunyai hak untuk memilih, namun Undang-Undang Pemilu mengadakan pembatasan umur untuk dapat ikut serta di dalam pemilihan umum. Batas waktu untuk mendapatkan batas umum ialah waktu pendaftaran pemilih untuk pemilihan umum, yaitu sudah genap berumur 17 tahun.
Dalam pemilu juga terdapat asas-asas yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan pemilu. Asas-asas tersebut perlu dijunjung tinggi dalam pelaksanaan karena asas terebut juga digunakan untuk sebagai tujuan pemilu.
Politik Uang Itu Jahat
Salah satu hal yang selalu muncul setiap kali Pemilu di tingkat apa pun adalah politik uang. Calon membayar agar dipilih.
Mari kita sadar bahwa politik uang itu jahat dan merugikan. Yakinlah! Jika sang calon berhasil terpilih dengan modal uang atau berbagai bentuk pemberian lainnya, dia tidak akan pernah kembali lagi. Dia akan sibuk mengembalikan dana yang dia gunakan untuk membeli suara. Dia merasa sudah ”bayar tuntas” suara rakyat. Lalu kalau kita marah-marah karena dia tidak muncul lagi, ini kemarahan yang tidak berguna sama sekali.
Sebagai masyarakat kecil kita harus cerdas dan mampu menilai calon yang terbaik yang sekiranya mampu dan mau mendengarkan aspirasi masyarakat. Pililah orang dengan program kerja yang menjawab kebutuhan masyarakat.
Sebagai pemilik hak pemilih dalam pemilu kita jangan sampai menyia-nyiakan hak suara kita. Kita harus memberikan suara kita kepada calon yang tepat. Ingat! Pemimpin adalah cerminan dari rakyat.
Leave a Reply