JAKARTA-Sebelum terbit, buku Herman Yoseph Fernandez; Kusuma Bangsa Pembela Tanah Air Layak Jadi Pahlawan Nasional karya sejarahwan Thomas B. Ataladjar diseminarkan dan dibedah di Unika Atmajaya Jakarta (8/6).
Keynote Speaker Letjend (Purn) Kiki Syahnakri menyatakan dukungannya atas upaya panitia mengangkat dan mengusulkan sosok Herman Yoseph Fernandez menjadi Pahlawan Nasional. ”Setelah saya membaca, mempelajari, sosok ini layak menjadi Pahlawan Nasional,” ujar Kiki.
Lebih lanjut penulis buku Timor-Timur The Untold Story ini mengatakan bahwa Herman Yoseph Fernandez memenuhi baik syarat umum maupun syarat khusus. ”Sangat beralasan menjadi pahlawan nasional,” kata Kiki.
Dia lalu mengusulkan kepada panitia yang diketuai oleh Grace Siahaan Njo yang juga keponakan kandung Herman Fernandez untuk segera membuat naskah akademik, dan melakukan sosialisasi agar masyarakat luas Indonesia mengenal sosok patriotis asal Larantuka, Flores Timur, NTT tersebut dengan lebih baik.
Kiki menjelaskan, ikhwal ”keterwakilan” itu sangat penting dalam kepahlawanan dan membangun nasinalisme. Keterwakilan tidak hanya ada dalam politik.
Menurut Kiki, keterwakilan itu perekat bangsa. Keterwakilan dalam kepahlawanan itu penting, karena itu pahlawan harus datang dari Aceh, Jawa, NTT, Papua dan lain-lain.
”Kita perlu membangun jiwa bangsa ini. Dengarlah dalam lagu Indonesia Raya, bangun dulu jiwanya baru badannya,” tambah Kiki.
Senada dengan Kiki, Dr Yoseph Yapi Taum, Dekan Fakultas Universitas Sanata Dharma Yogyakarta mengatakan bahwa hidup dan perjuangan hidup mati Herman Yoseph Fernandez dengan jelas menunjukkan bahwa bangsa dan negara ini adalah hasil perjuangan seluruh bangsa ini. ”Orang Indonesia Timur bukanlah penonton atas kemerdekaan bangsa ini,” tegas Yapi Taum.
Dalam epilognya dalam buku tersebut Yapi Taum menulis, Herman Yoseph Fernandez (3 Juni 1925 — 31! Desember 1948), seorang pejuang yang gigih dalam perang kemerdekaan Indonesia, mencuat namanya dalam pertempuran sengit di Palagan Sidobunder, pada zaman Revolusi Fisik mempertahankan NKRI dalam Revolusi Fisik 1945 ~ 1949. Kesetiaannya dalam melawan dengan segala daya guna mempertahankan NKRI tidak bisa dipandang sebelah mata.
Setelah berjuang mati-matian tulis Yapi, jenazahnya dihormati dan disemayamkan di Taman Makam Pahlawan Kusumanegara, Yogyakarta, bersama tokoh-tokoh pahlawan nasional seperti Jenderal Sudirman, Oerip Sumoharjo, Katamso Darmokusumo, Adisoemarmo, Husein Sastranegara, dan R. M. Isdiman.
Lanjut Yapi, dedikasi Herman juga diabadikan di Monumen Sidobunder, Monumen Tentara Pelajar Kebumen, dan Monumen Yogya Kembali, dan Monumen Herman Yoseph Fernandez di Taman Herman Fernandez di Kota Reinha Larantuka.
Menurut penyair Yapi, Herman Yoseph Fernandez adalah salah satu pahlawan Indonesia yang tak terlupakan, seorang pejuang sejati yang berjuang dengan gigih demi kemerdekaan tanah air.
Lanjut Yapi lagi, meskipun secara de jure belum diakui sebagai Pahlawan Nasional, Herman Yoseph Fernandez telah menjadi pahlawan di hati rakyat Indonesia.
Bagi Yapi, upaya untuk mengajukan pengakuan resmi sebagai Pahlawan Nasional adalah langkah yang layak dilakukan, agar jasa-jasanya yang besar untuk bangsa dan negara ini diakui secara formal.
Pembicara lain dalam bedah buku tersebut adalah Laksamana Pertama Dr Hario Poernomo dan penulis buku. Acara tersebut dimoderatori oleh Dr Goris Lewoleba.
Hario juga menegaskan bahwa Herman Yoseph Fernandez sangat layak mendapatkan gelar Pahlawan Nasional. Dia malah sangat setuju, selain menjadi Pahlawan Nasional, nama Herman Yoseph Fernandez juga dipatrikan atau diabadikan menjadi nama salah satu kapal perang Indonesia. (Lapier/07)
Leave a Reply