Tinggal menghitung hari, Kornelis Kodi Mete akan menyudahi masa kepemimpinannya sebagai Bupati Sumba Barat Daya, NTT. Kini, SBD sedang menantikan sosok yang tepat untuk mengisi masa transisi sebelum nanti kabupaten ini mendapatkan Bupati hasil pemilihan 27 November 2024.
Seperti diberitakan oleh beberapa media online di Sumba, ada tiga nama yang beredar atau yang digadang-gadang menjadi Plt Bupati di kabupaten dengan penduduk terpadat di pulau sandelwood tersebut. Ketiga nama itu adalah Kolonel AU Gerardus Maliti, S, Sos, M. Si, Dr. Servulus Bobo Riti, S.Pd, MM dan Yohanes Octavianus, MM.
Dari berbagai sisi, ketiganya memenuhi syarat karena pengalaman dan tingkat pendidikan mereka yang mumpuni. Karenanya, DPRD telah mengusulkan nama mereka kepada Menteri Dalam Negeri melalui surat tanggal 6 Agustus 2024 untuk menjadi Penjabat Bupati SBD—dalam kurun waktu September 2024-Februari 2025.
Pertanyaan yang segera mengemuka adalah: siapa yang sebaiknya mendapatkan mandat tersebut? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, mari sejenak memotret situasi real yang berkembang di SBD saat ini dan bagaimana ”rekam jejak” yang terukir pada masa-masa sekitar pemilihan bupati.
Dibandingkan dengan tiga kabupaten di Sumba, SBD menunjukkan pergerakan yang sangat dinamis. Pembicaraan menyangkut ”Siapa calon pemimpin baru SBD ke depan dengan berbagai alasan” sangat menyedot perhatian. Intensnya omon-omon tentang bupati ke depan tidak hanya dari balai-balai ke balai-balai, atau dari pasar ke pasar atau dari kebun ke kebun, tapi juga bergairah di Medsos baik melalui akun palsu maupun akun asli. Isi konten mulai dari yang sangat normatif, satir, sindiran, black campaign atau negative campaign walau belum masa kampanye, sampai pada konten berisi makian dan asal bunyi atau istilah lokalnya wissa-wissa awa.
Meski tidak atau belum sampai menimbulkan gejolak, acapkali lontaran-lontaran wissa-wissa memantik emosi lalu dibalas dengan kata-kata atau malah makian yang setimpal atau lebih. Dan boleh dikatakan, para tim sukses atau lebih tepatnya yang merasa atau ngaku-ngaku sebagai tim sukses memantik perdebatan yang tidak bisa tidak, menyulut emosi. Jika hal ini tidak diredam sejak awal, bisa menjadi pemicu sesuatu yang lebih besar. Di sinilah pentingnya para kandidat menjaga stabilitas.
Kalau dirunut ke konflik-konflik terbuka pada Pilbup yang lalu, yang sampai merenggut nyawa, bermula dari gengsi calon dan tim sukses baik yang resmi maupun tidak. Dan ini sangat lekat dengan spirit dua sub etnik.
Perlu Sosok Tegas dan Bijaksana
Dari deskripsi tersebut, SBD membutuhkan pemimpin transisi yang memahami situasi sosial kultural masyarakat setempat dengan baik dan memiliki kemampuan persuasif yang mumpuni untuk menghadapi masyarakat. Mengapa hal ini patut dikedepankan? Karena SBD memiliki rekam jejak ”Zona Merah” akibat konflik berdarah di sekitar pemilihan bupati. Ketika itu yang berkontestasi adalah Kornelis Kodi Mete dan Markus Dairo Talu.
Sosok yang menjadi penjabat haruslah seorang yang tegas dan netral agar bisa mengayomi semua kelompok masyarakat tanpa memihak kepada salah satu kandidat. Dia harus mampu dan bisa menjaga stabilitas.
Siapakah salah satu dari ketiga nama tersebut yang memenuhi syarat? Sebagai seorang militer dengan pangkat kolonel dan dengan latar belakang Kepala Penerangan Koopsud I Komando Operasi Udara Nasional, Komando Operasi Udara 1, Gerardus Maliti tentu memili ketegasan dan kematangan dalam berhadapan dengan masyarakat SDB dan mengelola pemerintahan selama 6 bulan nanti. Ditambah lagi, sebagai orang Sumba asli, tentu GM demikian dia biasa disapa, cukup memahami karakter orang-orang SBD,
Demikian dengan Dr. Servulus Bobo Riti. Dengan riwayat hidup berorganisasi yang banyak dan pengalaman menangani berbagai persoalan pelik Pekerja Migran Indonesia (PMI), dan sebagai orang yang lahir dan besar di Sumba, Kepala Biro SDM dan Organisasi pada Sekretariat Utama BP2MI, Servulus tidak kalah mumpuni.
Akan halnya dengan Ir. Yohanes Octavianus, MM. Dengan pengalaman sebagai Kepala Dinas Penernakan, NTT, dia tentu punya kekayaan intelektual dan rekam jejak yang tidak bisa dipandang enteng sehingga dia layak dipertimbangkan.
Selain ketiga nama tersebut, tentu Depdagri juga memiliki nama-nama yang bisa saja diplot untuk jabatan tersebut. Yang paling penting, sosok yang menjadi penjabat nanti memiliki integritas yang kuat dan mental yang tangguh serta memiliki kemauan yang kuat untuk melakukan yang terbaik bagi SBD. Selamat datang, Penjabat Bupati SBD. (Redaksi Lapiero.com)
Leave a Reply