STKIP Weetebula, Sumba, Gelar Pelatihan Jurnalistik

Sebagian peserta pelatihan jurnalistik di STKIP Weetebula.

SUMBA, LAPIERO.COM– Siapa pun bisa menjadi wartawan, yang penting yang bersangkutan mau belajar dan berusaha. Mereka yang sudah jadi wartawan itu bukan manusia super. Mereka hanyalah manusia biasa seperti kalian yang mau belajar, berjuang. Kalian pun bisa.

Hal tersebut dikatakan Emanuel Dapa Loka, seorang wartawan dan penulis biografi ketika memberikan pelatihan jurnalistik di STKIP Weetebula, Sumba, NTT pada 12-13 November 2021. Sebanyak 86 lintas program studi mengikuti pelatihan ini.

Selain berbagi pengalaman dalam menjalankan pekerjaannya menjadi wartawan, Eman juga berbagi ilmu praktis untuk mulai menjadi reporter.

Di mana-mana, katanya, ilmu dasar jurnalistik sama. Eman menganjurkan para peserta untuk memelajari hal-hal praktis itu dan segera memraktikkannya. “Jika tidak segera dipraktikkan, akan hilang dengan sendirinya,” katanya singkat.

Para peserta antusias belajar jurnalistik.

Jika orang yang belajar menjadi reporter berusaha menjawab unsur-unsur penting dalam sebuah berita dengan baik dan jujur, menggunakan rangkaian kalimat yang benar, yang bersangkutan sedang memulai usaha menjadi wartawan. “Tentu saja bukan hanya hal itu yang diperlukan untuk menjadi wartawan. Ada ilmunya kalau mau. Selain itu, banyak aturan yang harus diperhatikan dan dipatuhi,” jelasnya lagi.

Unsur berita yang dia maksudkan adalah 5 W dan 1 H (what, where, when, why, who dan how). Dalam sebuah berita, tambahnya unsur-unsur tersebut harus ada. Jika belum ada, berita belum lengkap.

Penulis buku Orang-orang Hebat; dari Mata Kaki ke Mata Hati ini mengingatkan juga bahwa seorang calon reporter harus banyak membaca. “Membaca, menulis dan berpikir adalah saudara kembar siap,” ujarnya.

 “Apa pun yang ditulis, harus berdasarkan fakta. Jangan karang-karang. Kalau tulis tentang orang atau peristiwa, kita hanya memindahkan informasi yang kita kumpulkan melalui wawancara dan dari sumber lain dengan gaya penulisan yang memikat agar dibaca orang,” ungkapnya mengingatkan.

See also  In Memoriam Uskup Pertama Keuskupan Weetebula Mgr Gerulfus Kherubim Pareira SVD

Pembukaan kegiatan tersebut dihadiri oleh Ketua Yayasan Pendidikan Nusa Cendana (Romo Marcel Pingge Lamunde, Pr), Wakil Ketua III (Romo Kanisius Kami, M. Pd) yang mewakili Ketua STKIP Weetebula, Ketua Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik (Romo Mikael Sene, M. Pd).

Ketika memberikan kata sambutan, Romo Marcel mengimbau agar para mahasiswa dapat mengikuti pelatihan jurnalistik tersebut dengan cermat. “Mustahil berhasil jika kita tidak serius,” katanya.

Sebelum memberikan sambutan, Romo Marcel mengingatkan kepada Ketua Program Studi untuk mengadakan pelatihan sejenis secara berkelanjutan pada saat-saat mendatang.

Yang menarik, para peserta mengikuti pelatihan ini dengan serius dan mengerjakan tugas latihan yang diberikan dengan serius juga. “Tidak ada mahasiswa yang tinggalkan ruangan. Biasanya ada yang keluar masuk kalau ada kegiatan,” kata Yanto Umbu, Sekretaris Prodi Agama Katolik. (Lusia Gheda Karere, Peserta pelatihan jurnalistik)

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*