WEETEBULA, LAPIERO.COM-Ketika memberikan pelatihan pembuatan film pendek di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP ) Weetebula, Sumba, NTT, pada 2-3 Desember 2021, FX Murti Hadi Wijiyanto, SJ mengatakan, “Manusia sekarang sedang berada pada fase ‘matinya era kata-kata’”.
Dia menunjuk contoh, ketika sesuatu berlangsung di mimbar seperti imam berkhotbah, umat justru sibuk bermain gadget atau malah tertidur. Hal serupa pun terjadi di dunia pendidikan. Menurut Moti, media yang mampu menggetarkan hati pada zaman ini adalah gambar dan suara atau audio visual.
Karena itu dia meminta para peserta pelatihan bertema Katekese Digital untuk memanfaatkan teknologi digital dengan baik dan serius untuk menyampaikan pesan dengan baik, salah satunya melalui film pendek.
Pada hari pertama Moti, sapaan akrab Direktur Studio Audio Visual (SAV) PUSKAT Yogyakarta menjelaskan arti sinematografi. Jelasnya, sinematografi berarti menulis dengan gambar dan suara.
Moti mengawali pelatihan dengan memutar film pendek karya frater-frater muda Redemptoris dari Sumba yang merupakan muridnya sendiri. Setelah menampilkan beberapa film, Moti menegaskan bahwa film pendek harus mengandung nilai kejujuran, keadilan, saling memahami, membuka hati atau bahkan pengampunan.
Setelah sekilas memberikan materi tentang sinematografi, Moti meminta panitia untuk membagi peserta pelatihan menjadi 7 kelompok. Setiap kelompok diminta untuk membuat sebuah film pendek berupa iklan layanan masyarakat yang berdurasi 1 menit.
Semua persiapan mulai dari tema, skenario, naskah, lokasi, sutradara, kameramen, editor, hingga aktris dan aktornya ditentukan pada siang itu juga. Semua film karya kelompok wajib tayang esok harinya.
Semua peserta pelatihan antusias mengikuti pelatihan ini. Hal itu nampak pada semangat mereka dalam membuat film pendek tersebut. (Martha Rosyanti Kelen)
Kita berharap generasi semakin kreatif mengekspresikan nilai nilai kontekstual dan kearifan.