Surat Terbuka untuk Prabowo: Anda Belum Buktikan Kegarangan Berantas Korupsi, Kok Sudah Mau Maaf-maafan?

Presiden Prabowo saat berpidato pertama kami sebagai Presiden. “Korupsi adalah musuh yang harus kita lawan bersama, demi masa depan bangsa yang lebih baik,” tegasnya. (Ist)

Salam jumpa dan salam hormat, Presiden Republik Indonesia Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto. Saya Emanuel Dapa Loka, salah satu rakyat jelata dari 280 juta penduduk Bapak di negeri tercinta ini. Semoga Bapak selalu enerjik dalam mengurus negeri ini. Dan semoga surat saya ini mengganggu Bapak.

Begini, Pak Jenderal. Ketika berpidato di hadapan mahasiswa Indonesia di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, Rabu 18 Desember 2024, Bapak menyampaikan rencana memaafkan para koruptor bila mereka mengembalikan hasil curian.

Cara pengembalian hasil korupsi pun kata Bapak bisa diatur agar tidak diketahui oleh publik. Saya kutip kalimat langsung Bapak sebagaimana terekam dalam banyak media. “Nanti kami beri kesempatan dikembalikan korupsinya supaya enggak ketahuan,” kata Bapak.

Bagi saya, hal yang Bapak sampaikan hanya segera memperlihatkan sebuah kelembekan atau noe dalam istilah Melayu Riau dan Melayu Johor yang lalu terkenal di NTT, dalam pemberantasan korupsi sambil menjadi ”teman” yang sangat ”Baik hati” bagi koruptor. Jadinya, saya mau  tahu dari mana Bapak belajar cara penanganan korupsi semacam ini.

Kata pepatah Latin, Amici amicorum mei, amici mei sunt. Artinya: ”Teman-teman dari teman-temanku adalah temanku juga”. Ini prinsip pertemanan yang tak ada putusnya, yang sangat berbahaya kalau terpelihara dan terbawa dalam semangat korupsi.

Teman sejati pasti akan melakukan apa pun untuk menyelamatkan temannya. Kami tidak mau Bapak terseret dalam pertemanan jahat ini.

Ketika menyinggung tindakan korupsi saat kampanye, Bapak dan tim tampak garang sekali. Seakan-akan mau langsung menelan bulat-bulat koruptor kalau si koruptor ada di depan Bapak dan tim. Sungguh!! Terkesan, sekali lagi terkesan bahwa hidup koruptor benar-benar terancam.

Dan ketika berpidato saat pelantikan, semangat berantas korupsi dengan tekad dan speed tinggi kembali Bapak lontarkan. Kok, sekarang jadi lembek. Mengapa, noe? Bapak belum buat apa-apa lho. Bapak berbuat sebagai pembuktian kata-kata Bapak itu. Kok, sekarang malah mau main ”Maaf-maafan”?

See also  Catatan Ringan: Ketika “Friend” Tidak “Ngefriend” Lagi

“Korupsi adalah musuh yang harus kita lawan bersama, demi masa depan bangsa yang lebih baik,” tegas Anda ketika itu lho.

Pak Prabowo, Anda pasti sangat tahu bahwa hampir dalam semua dokumen dan konvensi Internasional, seperti halnya kasus narkoba dan pemerkosaan terhadap anak di bawah umur, korupsi tergolong dalam extraordinary crime atau kejahatan luar biasa.

Karenanya, penanganannya pun harus secara luar biasa, bukan dengan cara maaf-maafan. Memaafkan atau mengampuni itu urusan Tuhan.

Yang kami mau dari Anda, Pak Prabowo adalah ketegasan dan kegarangan melawan korupsi dan tidak pandang bulu. Segera kirim koruptor ke penjara dan miskinkan mereka.

Kami tidak mau Anda jadi ”Jenderal Kardus” yang bisa ditekuk-tekuk dalam urusan yang sesungguhnya sudah membuat kami sangat marah ini.

Sungguh! Apa boleh buat, kami tidak bisa berbuat apa-apa untuk menindak lansgung para koruptor karena tak punya kuasa. Andalah yang harus bertindak karena kuasa itu sudah rakyat Indonesia letakkan di pundakmu. Mau bertindak sendiri ala bajingan jalanan, nanti malah kami yang masuk bui.

Ingat, Pak Prabowo. Salah satu alasan dari 58 persen rakyat Indonesia mencoblos Anda adalah untuk menyelesaikan masalah amat serius ini. Kok, malah jadi lembek? Kami kira Anda benar-benar singa, tapi belum apa-apa sudah kelihatan sebagai kucing. Itu pun bayi kucing yang sudah sangat pasti dipermainkan tikus, apalagi tikus-tikus di republik ini sudah sangat lincah memainkan berbagai jurus.

Karena itu, mewakili diri sendiri, saya mohon Bapak membatalkan niat ”Bermaaf-maafan” dalam urusan korupsi ini.

Korupsi di tubuh bangsa ini sudah terlalu dalam dan menelan korban sangat banyak. Masa Bapak tega melihat rakyat yang katanya Anda cintai menderita karena ulah koruptor sambil Bapak mengajak mereka ”Bermain-main” cilukba.

Koruptor tetaplah koruptor. Anda mau menyulap mereka menjadi malaikat yang mengakui kejahatannya, termasuk jumlah yang telah mereka curi? Ini mustahil, seperti joke orang yang susah tidur pada malam hari. 

Hati ini sakit, Pak. Sangat tidak mudah mendapatkan uang sekarang ini, Pak. Hentikan ”Niat baik” yang tak jelas ini”. Kata Rendra: Niat baik Anda untuk siapa? Lalu jawabku: Pasti bukan untuk rakyat Indonesia.

See also  YESUS: QUID FECIT PRO ME?

 

 

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*