Letjend TNI (Purn) Kiki Syahnakri: Belum Ada Pahlawan Nasional dari Flores, padahal Banyak Pejuang dari Daerah Ini

Herman Yoseph Fernandez layak jadi Pahlawan Nasional. Para pembicara: Kiki Syahnakri, Yoseph Yapi Taum, Asvi Marwan Adam dan Hermien Kleden (moderator).

JAKARTA-Salah satu langkah fundamental untuk mempertahankan dan menguatkan persatuan Indonesia adalah dengan menerapkan “Prinsip Keterwakilan” dalam semua konteks kehidupan berbangsa dan bernegara.

Demikian dengan keterwakilan dalam pemberian gelar pahlawan nasional. Sepatutnya hal ini menampilkan keterwakilan dari semua daerah atau masyarakat di tanah air. Terlebih karena kemerdekaan Indonesia diperjuangkan, diraih, dan dipertahankan oleh para pejuang dari seluruh penjuru tanah air. Namun faktanya, hingga kini masih banyak daerah atau masyarakat yang belum memiliki keterwakilan dalam hal gelar pahlawan nasional.

Hal tersebut dikatakan Mantan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat Letjend TNI (Purn) Kiki Syahnakri ketika berbicara dalam Seminar Nasional bertajuk Sosok dan Kepahlawanan Herman Yoseph Fernandez, Pejuang Era Revolusi, Cahaya dari Timur untuk Indonesia di Aula Soerjadi, Gedung Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat, Matraman, Jakarta Timur.

Seminar tersebut dilaksanakan untuk memenuhi salah satu persyaratan pengajuan gelar  Pahlawan Nasional kepada Herman Yoseph Fernandez. Untuk tujuan yang sama, panitia Pengajuan Gelar Pahlawan Nasional Herman Fernandez yang diketuai oleh Grace Siahaan Njo telah menerbitkan biografi berjudul Herman Yoseph Fernandez, Kusuma Bangsa Pembela Tanah Air, Layak Jadi Pahlawan Nasional karya sejarahwan Thomas B. Ataladjar (Penerbit Ikan Paus, 2024)

Lebih lanjut Kiki menunjuk nama Herman Joseph Fernandez dan kawan-kawannya yang bergabung dalam kesatuan Tentara Pelajar di Yogyakarta dan diterjunkan untuk bertempur melawan Belanda dalam Palagan Sidobunder, Kebumen, Jawa Tengah. ”Pejuang muda itu ditangkap Belanda dan dihukum mati, menjadi korban demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia,” kata Kiki.

Kata Kiki lagi, pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Herman Yoseph Fernandez selain menunjukkan penghormatan negara kepada patriot muda yang gugur di depan regu tembak Belanda, ini akan mewujudkan prinsip keterwakilan  sekaligus menghadirkan kebanggaan kolektif bagi masyarakat Flores sebagai bagian tak terpisahkan negara bangsa Indonesia.

See also  258.390 Warga di Pondokgede Sudah Tervaksin

Sementara itu, di mata Yoseph Yapi Taum, Herman Fernandez secara de facto sudah jadi pahlawan. Tinggal pengakuan secara resmi oleh negara (de jure) yang belum.

Pernyataan kelayakan Herman Fernadez untuk diangkat menjadi Pahlawan Nasional dengan jelas juga diungkapkan oleh sejarahwan Indonesia Prof. Dr Asvi Marwan Adam.

Asvi mengatakan bahwa semua syarat untuk menjadi pahlawan ada pada diri Herman Fernandez. Jelas Asvi, salah satu kriteria yang harus terpenuhi dalam diri seorang calon Pahlawan Nasional adalah memiliki keberanian. ”Dan keberanian itu dimiliki oleh Herman Fernadez,” kata kolomnis dan sejarahwan senior milik Indonesia ini.

Sebelum seminar yang dimoderatori wartawan senior Hermien Kleden tersebut, panitia sudah  menggelar sarasehan dan sosialisasi di tingkat Kabupaten Flores Timur, sekaligus dimulainya proses pengusulan gelar Pahlawan Nasional  dari pihak keluarga kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Flores Timur. Dan pada tanggal 13 November 2024 telah berlangsung Seminar Nasional Tingkat Provinsi Nusa Tenggara Timur di Kupang.

Seminar Nasional Tingkat Pusat kali  ini dihadiri oleh para tokoh militer, pejabat Kementerian Sosial, akademisi, pemerhati sejarah, pimpinan hirarki Gereja Katolik, Ormas Katolik, perwakilan partai politik, media massa, masyarakat diaspora NTT di Jakarta serta masyarakat umum.

Hadir juga perwakilan dari Kabupaten Kebumen dan Desa Sidobunder (Camat Puring dan Kades Sidobunder),  tempat Herman Fernandez dan kawan-kawannya (Tentara Pelajar) bertempur pada tahun 1947.

Dalam seminar yang dibuka oleh  Pelaksana Tugas Ketua Umum Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD), Mayjen TNI (Purn) Dr. Komaruddin Simanjuntak, S.I.P., M.Si, hadir pula pimpinan SMA Pangudi Luhur, Van Lith Muntilan, tempat dulu Herman Fernandez mengenyam pendidikan dengan cita-cita menjadi guru.  (EDL)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*